Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #149

Ancaman

Hari ke-149 dharmayudha keempat. Mata Kusuma terbelalak menyaksikan Alim sudah kembali menemukan mereka sementara Kerta segera berusaha untuk kembali memindahkan mereka hanya untuk dikejutkan karena perpindahan yang terjadi sangatlah pendek.

"Ada apa tuan Kertarajasa, tak lagi bisa berteleportasi, mungkin itu ada hubungannya dengan api hitamku yang kugunakan untuk membakar setiap jejak energi kalian," ucap Alim sembari mengayunkan pedangnya.

Saat itu Kusuma segera menepis dengan hantaman gadanya namun Alim belum berhenti, tangannya yang lain sudah mengepal, terbakar bara api sebelum akhirnya ditembakkan oleh Alim untuk mendorong Kusuma menjauh. Tepat setelah itu Alim membuat beberapa tembakan bola veera kearah Kusuma sebelum akhirnya mengalirinya dengan elemen angin untuk menimbulkan badai disekitar Kusuma meskipun hal itu juga memberikan sedikit waktu bagi Kerta untuk merestorasi dimensi sepi anginnya dan segera kembali bergerak kearah Kusuma dan segera mulai kembali memindahkannya.

Pertarungan berlanjut, Alim kembali harus menghadapi perpindahan cepat sepi angin sembari mulai membiarkan api hitamnya berkobar melahap setiap berkas energi mereka berdua yang tersisa. Kusuma saat itu segera memulai perlawanan dengan menggerakkan beberapa sulur kayu saat Alim menggerakkan sudharsana untuk mencincangnya. Kusuma mencoba tetap tenang sambil membuat beberapa naga lahar yang segera ditebas oleh Alim menggunakan pedang api hitamnya hanya untuk menyadari Kerta sudah kembali memindahkan Kusuma kebelakang dirinya meski saat itu Alim cukup cepat untuk bereaksi memotong keduanya meski saat itu fungsi menembus serangan sudah kembali, hal itu langsung membuat Alim kembali mengganti strateginya dengan memanggil sheshnaag untuk mulai membuat pijakannya di medan tempur jauh lebih dinamis. Merespon hal itu Kusuma dan Kerta segera mematikan bantalan energi dikaki mereka dan membiarkan tubuh mereka tenggelam agar disambut dengan makara yang jauh lebih diuntungkan dengan medan tempur lautan itu. Hal itu juga yang membuat Alim juga turut menyelam, mendidihkan lautan dengan kobaran api dipedangnya sebelum akhirnya mencampurnya dengan air dan menggunakan elemen uapnya untuk mendidihkan samudra, Alim kemudian memusatkan elemen itu untuk membentuk meriam janardana yang segera dia kendalikan untuk memburu Kusuma. Disaat yang sama garudanya menyerang dari atas menggunakan tembakan-tembakan bulunya yang menghantam samudra dengan begitu keras. Sementara itu didalam air, Alim memanifestasikan avatarnya sembari menunggangi sheshnaag sebelum menerjang Kusuma dengan kuat meski saat itu Kusuma masih bisa menahan menggunakan tanaman air untuk mengikat avatar raksasa itu sebelum membentuk arca dengannya dan meninju Alim beserta avatarnya keras-keras namun hal itu hanya membuat murka Alim semakin menjadi-jadi, tanpa basa-basi Alim menembakkan ratusan bola janardana tanah yang dia bentuk menggunakan garam sebelum mengalirkan listrik pada samudra. Dalam sekejap itu juga ledakan besar terjadi, lautan dibuat menjadi bom oleh Narayana dan menyisakan air yang penuh racun disaat bola-bola janardana garam miliknya masih bergerak tepat kearah Kusuma dan seketika itu juga Kusuma membuat tangan kayu yang langsung dibuat layu dengan kadar garam yang luar biasa dilautan itu. Sementara dari sisi lain Alim kembali menyusun bola janardana lain, kali ini dengan elemen plasma yang membuat suhu lautan melonjak dengan sangat cepat disekitarnya lalu tanpa basa-basi Alim menembakkannya kearah Kusuma yang saat itu kembali bisa menghindar dengan bantuan Kerta berpindah kembali keatas kencana.

"Anak ini sangat berbahaya. Kakak, aku akan membuat pergerakan kita lebih dinamis lagi, bersiaplah, dengan tubuh sanjivani milikku sekarang ini seharusnya menggunakan banyak energi bukanlah masalah," ucap Kerta sembari menembakkan ratusan anak panah.

"Apa yang dilakukan Mahadewa sebenarnya, tubuh sanjivani tidak seharusnya seperti ini, modifikasi apa yang sebenarnya dia lakukan," pikir Kerta sembari menyentuh punggung Kusuma.

Saat itu lautan kembali mendidih saat tiba-tiba ratusan naga lahar menyembur dari lautan mencoba menerkam mereka namun Kerta dengan cepat membuat mereka berpindah-pindah tanpa henti sementara Kusuma mulai kembali menembakkan panah dari gandiwanya. Alim yang melihat hal itu segera menyambutnya dengan puluhan bola janardana yang dikendalikannya untuk menyerang Kusuma tapi Kerta saat itu terus memindahkan kencana mereka. Saat itu juga sudharsana kembali mengejar mereka sementara Alim sendiri membidik menggunakan meriam sharanga kolosalnya dan benar saja, puluhan bola-bola yang jauh lebih berat dari gunung bergerak membobol antariksa, bersamaan dengan itu Alim juga kembali menggunakan elemen mandala miliknya dan segera merestrukturisasi medan tempur dan membawa ratusan alga naik keatas dan mulai kembali menyejukkan udara.

Lihat selengkapnya