Hari ke-150 dharmayudha keempat. Alim kembali mendekat penuh murka kearah Kusuma yang saat itu perlahan menggabungkan kekuatan kedua mantra terkuatnya. Keduanya kembali beradu serangan, senjata mereka bertemu lagi, kaumodaki dan nandaka mulai kembali dimainkan oleh Narayana yang segera direspon dengan hantaman vrikodharam yang jauh lebih berat dan membuat Alim terpental cukup jauh. Sementara hal itu terjadi Kusuma mengeluarkan pedang ashi miliknya sambil bergerak kearah Alim mengarahkan gadanya kearah Alim yang saat itu mencoba menahan menggunakan avatarnya dan saat itu Alim juga mengeluarkan chakranya untuk berusaha menebas tubuh Kusuma, sayangnya sedari awal tubuh Kusuma ditutupi oleh kavacha kundala yang merespon terhadap semua energi yang mengenainya dengan kecepatan pemulihan energinya meski hanya seperseribu dari energi yang mengenainya tapi bagi pejuang secakap Dharmakusuma hal itu cukup untuk memulihkan seluruh lukanya serta memperkuat senjatanya berkali-kali lipat. Hal inilah yang membuat Alim mengalirkan jauh lebih banyak energi untuk memutar bola pemukul pada kaumodaki miliknya yang pada dasarnya dia gunakan untuk memproses penguatan kaumodaki berkali-kali meskipun hal itu hanya membuat Alim dipaksa menyadari vrikodharam sudah menyerap jauh lebih banyak energi penggunanya dan gada itu jadi lebih besar dan menguat jauh lebih cepat sebelum menghantam Alim kebawah hingga tercelup kedalam samudra.
"Aku tidak mungkin bisa mengalahkannya hanya dengan senjata-senjata milikku sekarang, aku perlu lebih cepat beradaptasi," gumam Kusuma sembari membentuk vinayaka.
Saat itu Alim hanya mencoba mengimbangi serangan Kusuma dengan menembakkan sisa-sisa janardananya tapi tak ada satupun yang berhasil menahannya, Kusuma menembus semuanya dengan cepat dan segera menghantam kan vinayaka itu ke perut Alim yang sekaligus menimbulkan ledakan keras di lautan. Saat itu Alim hampir saja kehilangan kesadarannya saat tubuhnya mulai tenggelam kedalam lautan, zirah satachandranya dijebol dalam satu serangan itu meski kemudian kembali tumbuh merajut dirinya disekitar tubuh Alim.
Krishnaya Vasudevaya, Haraye Paramatmane, Pranata Klesha Nashaya, Govindaya Namo Namah.