Hari ke-155 dharmayudha keempat. Sandi akhirnya mencapai sisi gelap medan tempur dan mulai memacu kudanya menuju Alim namun dia dihalangi oleh para tentara Harasena yang menyembur bagai gelombang kolosal yang menyerangnya. Melihat hal itu Sandi segera menghunus pedangnya dan mulai menghadapi mereka semua sendirian.
Sementara itu didepannya Alim masih bertarung habis-habisan melawan Kusuma, Kerta, para perwira Harasena dan para tentaranya yang tak kunjung habis. Saat itu sang Narayana menembakkan narayanastra sekali lagi untuk memusnahkan sebagian besar pasukan musuh meski kali ini ada sebahagian lagi yang menyadari apa yang harus dilakukan untuk menenangkan narayanastra karena sebelumnya sudah ada catatan untuk menangkalnya, hal ini segera membuat Alim semakin waspada dengan mereka semua.
"Tentara mereka sudah mempelajari cara menangkal narayanastra rupanya, aku sekarang harus memusnahkan mereka dengan cara konvensional," pikir Alim sembari bergerak kearah musuh.
Tak lama kemudian Alim memanifestasikan avatarnya dan segera melenyapkan semua pasukan musuh yang menghalanginya sementara Kusuma akhirnya menggunakan energinya untuk mewujudkan arcanya dan menyerang Alim sembari berpindah-pindah bersama Kerta untuk memberikan serangan langsung pada Alim yang dengan cepat sementara Alim dengan cepat menghalau serangan dari berbagai arah itu sambil terus mengevolusikan avatarnya. Saat itu juga Kusuma menggunakan segenap kekuatannya untuk menahan Narayana, dia keluarkan naga-naga elemen nutrien miliknya untuk mengikat Alim yang saat itu mulai menebarkan mandala yang perlahan mengikis serangan Kusuma yang dengan cepat mencoba memanipulasi alam dengan kekuatannya hanya untuk menahan Alim.
"Dia tak boleh kubiarkan menuju Mahadewa. Kalau sampai Mahadewa dipaksa untuk menggunakan wujud Nataraja maka berakhirlah semuanya, aku tak bisa membiarkan hal itu terjadi, aku tau dengan itu kemungkinan besar kami akan bisa mengalahkan musuh tapi takkan ada yang menang dalam perang ini, semuanya akan hancur," pikir Kusuma.
"Dharmakusuma!!!, tidakkah engkau malu terus berlari dari dariku, bukankah kau yang diceritakan takkan lari dari kematian sekalipun, kenapa tiba-tiba kau jadi pengecut dihadapanku," teriak Alim.
"Jangan sampai terbawa perasaan lagi kakak!!!, ingatlah tugas kita," seru Kerta.
"Baiklah," ucap Kusuma sembari memanggil kembali makaranya.
Sementara itu Alim segera memanggil kembali sheshnaag yang segera melilit makara Kusuma lalu Alim memanggil garudanya untuk menyambar Kusuma namun dihadang oleh naga nutrien Kusuma. Setelah itu Kusuma membentuk naga-naga lain saat arcanya kembali bergerak kearah Alim yang segera mencengkram wajah benda kolosal itu dengan tangannya sambil mencoba membakarnya dengan api yang begitu panas dari tangan avatarnya itu. Tak lama kemudian Alim membanting arca itu kearah naga-naga buatan Kusuma dan langsung menghancurkan naga-naga itu sementara dirinya sendiri melesat keluar dari avatarnya meninggalkan atmasenanya untuk mempertahankan avatarnya itu.
"Aku perlu menghabisi kedua orang ini secepatnya, mereka sangat mengganggu, kalau Kusuma kuserang maka Kerta memindahkannya dan kalau Kerta kuserang aku diserang oleh Kusuma, aku harus melenyapkan keduanya sekaligus," pikir Alim sembari mulai membidik mereka.
Saat itu sharanga telah siap dan beberapa kura-kura pulau mulai dibentuk dari mandala Alim sebagai tempat berpijak sang Narayana sebelum menembakkan beberapa astra dari sharanga yang dengan mudah dihindari Kusuma dan Kerta dengan menembusnya namun tiba-tiba ditengah-tengah tembakan Alim menembakkan vasavi shakti kearah Kerta yang segera menancap didada Kerta dan melumpuhkannya. Kusuma yang melihatnya sempat terkejut dan mencoba mencabut vasavi shakti dari dada Kerta namun Alim tak membiarkan hal itu terjadi, sudhar sana segera bergerak memotong tangan Kerta dan melepaskannya dari genggaman Kusuma sebelum Alim menabrak Kusuma dengan tubuhnya, menjauhkannya dari adiknya itu. Kusuma tak tinggal diam, dia segera mencoba membanting Alim kearah lain tapi hal itu justru dimanfaatkan Alim untuk menendangnya hingga dirinya terhentak dan saat itulah Alim mengeluarkan nandakanya dan mencoba membacok Kusuma yang saat itu menahan dengan pedangnya sendiri namun saat itu juga Alim mengarahkan chakranya untuk mengagetkan Kusuma dengan cahayanya dan memberi kesempatan bagi Alim untuk mendaratkan pukulan lurus kedada Kusuma lalu segera menyambut kaki Kusuma dan membantingnya kebawah menghantam air dimana Kusuma segera masuk kedalam dan memanfaatkan penguasaan tenaga yoginya untuk memperkuat dirinya lebih jauh lagi sebelum menarik Alim kebawah menggunakan ganggang laut. Didalam sana Kusuma mencoba menenggelamkan Alim dengan ganggang laut yang dia tingkatkan pertumbuhannya berkali-kali lipat menggunakan elemen nutriennya. Saat hal itu terjadi Kusuma juga memusatkan beberapa ganggang merah itu menjadi pedang untuk kemudian menyerang Alim yang mulai tenggelam dalam samudra sebelum akhirnya Alim secara cepat melepaskan mandala dan merestrukturisasi perairan didekatnya menjadi minyak sebelum akhirnya membakarnya sehingga lautan dibuat meledak olehnya. Tak selesai sampai disana Alim segera menyebarkan mandalanya dengan sangat cepat keseluruh medan tempur dan akhirnya mulai merestrukturisasi perairan menjadi lautan susu.