Hari ke-156 dharmayudha keempat. Narayana baru saja menyelesaikan pertarungannya dan sedang bergerak menuju sisi terang medan tempur saat tiba-tiba ditengah jalan dia menyaksikan Sandi bertempur habis-habisan melawan tentara Harasena. Hal itu membuat Alim segera turun dari angkasa dan membantu Sandi membersihkan tentara Harasena.
"Shri Hari!?, apa kau sudah menyelesaikan pertempuranmu," ucap Sandi.
"Sudah cak, kenapa memangnya," ucap Alim.
"Kau perlu segera kesisi lain medan tempur, saudaramu itu sudah semakin tak terkendali, gerbang kedelapan sudah dilepas oleh Brahma untuk melawan wujud Bhairava, mungkin kalau kau membantunya, kita bisa menang," ucap Sandi.
"Hah!?, wujud Bhairava!?, apa maksudmu gerbang kedelapan bertarung dengan wujud Bhairava!?," tanya Alim.
"Itu wujud terkuat Mahadewa, apa kau tidak tau," tanya Sandi.
"Itu bukan wujud terkuat Mahadewa!, ah sudahlah, kita atasi yang ini dulu," ucap Alim sembari melemparkan sudharsana.
"Huh!?, bukan wujud terkuat Mahadewa!?, Mahadewa masih menahan diri!?," pikir Sandi yang mulai kehilangan fokus.
Namun Sandi segera memfokuskan diri lagi untuk kembali bertarung bersama Alim yang saat itu keduanya dengan cepat bisa membuka jalan menggunakan tembakan sharanga lalu berangkat menggunakan kendaraan masing-masing menuju sisi terang medan tempur sambil menghajar setiap musuh yang menghalangi mereka berdua.
Sementara itu di sisi terang pertempuran.
"Ihsan!!, hentikan semua ini, kau hanya membawa kehancuran dan bencana, bukan pembebasan," teriak Yusuf.