Hari ke-157 dharmayudha keempat. Ihsan dan Yusuf masih saling serang, kini mereka juga mulai menggunakan wahana dan kereta kencana mereka untuk berperang dari jarak jauh sembari menjaga stamina mereka. Saat itulah Ihsan mulai dengan cepat membidik Yusuf menggunakan pinakanya dan dengan cepat kilatan-kilatan cahaya melesat dari busurnya dan dengan cepat meluncurkan anak panahnya kearah Brahma yang hanya bisa menahan menggunakan zirahnya sebelum akhirnya membalas menggunakan gandiwa yang segera direspon Ihsan menggunakan tepisan tangan avatarnya sebelum akhirnya Ihsan berpindah ke punggung lembunya agar lebih luwes bergerak. Dengan begitu Ihsan memacu kecepatannya jauh melebihi Yusuf, bahkan saat Yusuf berusaha menyusul dengan angsanya. Tepat saat itulah kilatan demi kilatan anak panah meluncur menembus batas-batas dimensi ruang yang coba dihindari Yusuf dan malah memakan banyak korban karenanya.
"Busur pinaka bisa menambahkan daya pada anak panah yang diluncurkannya setiap detik dan bisa membuat anak panah meluncur diangkasa selamanya asalkan bisa melawan gravitasi, itu juga akan membuat panahnya memancarkan energi radiasi yang cukup untuk membunuh banyak orang yang berani mendekat, sangat berbahaya saat digabungkan dengan amunisinya yang sangat ringan itu, mekanismenya seperti antitesis dari sharanga yang memanfaatkan daya hancur sangat tinggi dengan memanfaatkan energi dasar amunisinya dan justru membuat anak panah dari pinaka seringan apapun akan memiliki daya tembus yang serupa dengan akurasi hampir 100% akibat kecepatan tingginya," pikir Yusuf sambil mencoba menangkal hujan panah Ihsan menggunakan tamengnya.
Saat itu Yusuf berusaha untuk maju menghadapi Ihsan tapi sayangnya menangkap Ihsan dengan lembu nandinya hampir mustahil bagi Yusuf dan hamsanya sehingga Yusuf segera melapisi angsanya dengan zirah mekanik agar punya daya dorong lebih tinggi untuk menyusul Ihsan yang saat itu berselancar mengarungi angkasa bersama lembunya yang menapak udara dengan kekuatan luar biasa dan bergerak menuju samudra susu dimana vasuki menunggu disana.
"Kuncoro, Santoso, kalian akan kukirim menuju pertarungan Nareshwari, kuharap kalian bisa membantunya meski tanpaku," ucap Ihsan pada kedua peliharaannya.
Saat itulah kedua binatang itu segera memacu gerakan mereka saat Ihsan sendiri menggunakan aether miliknya untuk mulai membuat air murni agar keduanya bisa berenang lebih cepat sebelum akhirnya mengalahkan pada Yusuf dan mulai menembaki sang Brahma dengannya namun saat itu juga angsa Yusuf menukik dan mulai terbang rendah memanfaatkan momentum gerakan lembu Ihsan yang memecah gesekan udara. Saat itu juga Yusuf menggunakan elemen selestial miliknya untuk membuat butiran radioaktif yang segera diluncurkan pada Ihsan yang saat itu hanya menahan menggunakan awan aether miliknya. Tak lama kemudian Ihsan melompat dari lembunya dan memukul kepala angsa Yusuf hingga terpental sementara membuat bholenath angin diujung jarinya yang segera ditembakkan kearah Yusuf yang segera membuat Yusuf terpental. Tanpa pikir panjang Ihsan mengaktivasi tiryaka dan membuat udang-udang kecil yang segera dia tanam elemen air yang segera membuat gelombang tidal untuk menghempaskan angsa Yusuf sekaligus mulai memurnikan samudra hingga kembali menjadi air. Tak berapa lama Yusuf kembali meluncur kearah Ihsan, hanya untuk menyaksikan Ihsan mulai membuat samudra menari-nari dan segera menyambutnya dengan tembakan laser air sambil berselancar kearahnya. Untuk menghadapi hal itu Yusuf segera membuat banyak sekali serangan selestial untuk mengimbanginya namun Ihsan tak memberikan Yusuf waktu untuk berpikir, lautan segera diuapkannya dan dialirinya dengan listrik untuk segera membuat awan sebelum mendispersinya menggunakan udaranya untuk membentuk awan aether yang berekspansi dengan sangat cepat. Hal ini disusul oleh Ihsan yang segera meluncur diatasnya untuk memburu Yusuf yang terombang-ambing dalam nebula buatan Ihsan.