Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #160

Menghadap

Hari ke-160 dharmayudha keempat. Pertempuran beralih ke inti sisi terang medan tempur dimana Ihsan dengan segenap tenaga menggempur tentara Harisena sambil mencoba membangun pasukan Harasena miliknya, sayangnya hal ini justru bisa dimanfaatkan oleh Lintang dengan kemampuan komandonya yang sangat menakjubkan, dengan rapi dia menyusun setiap cara untuk mengurangi korban dari tentara Harisena sedetail mungkin dibantu oleh kemampuan Steve untuk mengumpulkan informasi dengan lengkap serta berbagai macam metode distraksi yang dia berikan untuk meningkatkan jumlah korban dari pihak Harasena. Saat itu Ihsan segera menyadari kesalahannya, kedua kakaknya itu memiliki kemampuan mengatur medan tempur jauh lebih baik darinya dan membuat pasukan musuh jauh lebih efektif daripada pasukannya yang saat itu hanya dibuat bulan-bulanan bagi mereka dan hal itulah yang pada akhirnya membuat Ihsan mendobrak sendiri formasi pasukan musuh dengan trisulanya. Saat itu Ihsan segera mematikan bhairava mantra miliknya dan beralih untuk menggunakan rudra mantra untuk sedikit menghemat tenaganya namun hal itu masih merupakan tantangan yang tak terbantahkan bagi Steve dan Lintang yang bersusah payah untuk membalas gempuran kuat Ihsan yang terlihat tertawa gila dihadapan mereka namun firasat kedua pria itu mengatakan sebaliknya, mereka mengerti kalau hati adik mereka itu sedang menangis saat mengayunkan trisulanya kearah mereka. Mereka sadar karena mengetahui serangan-serangan Ihsan seharusnya sedari tadi bisa membunuh mereka namun yang saat itu yang mereka terima adalah serangan-serangan setengah hati yang hanya digunakan Ihsan mendorong mereka menjauh.

"Ihsan!!, coba sekali saja kau turuti kata hatimu, jangan kau terus menggunakan logikamu saja, pemahamanmu mengenai cara memimpin mungkin berbeda dengan Alim, coba jelaskan saja Ihsan, kami mau membantumu, kita semua sebenarnya juga punya pandangan yang berbeda, aku juga tidak terlalu setuju dengan cara Narayana yang otoriter sampai aku mendengar metodenya, cobalah Ihsan, sekali saja kita berdiskusi untuk ini, tak ada salahnya," ucap Steve sambil mementahkan serangan Ihsan yang penuh celah.

"Kalian takkan paham, Dunia yang kulihat dan kubimbing menjadi lebih baik berbeda dengan Dunia kalian," ucap Ihsan.

"Kami memang takkan paham jika kau tidak mau mengatakan apa isi kepalamu, bukalah mulutmu Ihsan," ucap Steve.

"Hahaha, apa buktinya membuka mulut akan mengubah keadaan!?," teriak Ihsan.

"Aku buktinya, aku bukti kalau membuka mulut akan mengubah keadaan. Dengarkan aku Ihsan, aku tau kau mengerti tentang bagaimana caraku berpikir, kita sering bicara hanya berdua saja, kau seharusnya tau kalau aku selalu berpikir bahwa keadaan masyarakat ideal hanya akan terjadi saat setiap individu dibebaskan untuk melakukan apapun dan bisa mendapatkan nilai berbeda sesuai dengan usaha, apakah itu sama dengan metode Lintang yang menginginkan setiap orang untuk menaruh kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan hidup sebagai sebuah kelompok yang utuh?, apakah itu sama dengan sistem Yusuf untuk menyamakan seluruh kedudukan manusia sehingga kontrol sepenuhnya akan dimiliki oleh masyarakat yang cenderung untuk nantinya berkelompok atas dasar kesamaan tujuan!?, apakah itu sama dengan hierarki tegas yang diutarakan Alim untuk mengatur seluruh sistem pemerintahan dengan jelas dan terarah!?, tidak Ihsan!, tidak ada satupun dari kami berempat yang memiliki kompas moral yang sama, kami bersatu karena kami sanggup mengutarakan pendapat kami dan menempatkan diri dimana pemikiran dan ideologi kami cocok tanpa harus bertabrakan dengan pemikiran yang lainnya," ucap Steve.

"Itu sudah cukup banyak, pemikiranku takkan muat didalamnya," ucap Ihsan.

"Hentikan perkataan bodohmu itu Ihsan, kami memang belum tau pola pikirmu tapi kami tau kalau engkau adalah orang yang ideal bagi semua pemikiran kami, bagiku kau adalah orang yang sudah mencapai puncak hierarki sosial dengan usahamu sendiri, bagi Lintang kau adalah orang yang sanggup menyatukan orang-orang dalam berbagai kelompok untuk mencapai tujuan bersama, bagi Yusuf kau adalah manusia yang mampu menggerakkan suara masyarakat tanpa harus memaksakan kehendak dan bagi Alim kau adalah orang yang pantas berdiri di atas takhta sebagai seorang penguasa, coba katakanlah apa yang sebenarnya kau inginkan Ihsan," ucap Steve.

"Sistem kalian hanya menyiksa pengikutku, aku harus menyelesaikannya dengan memenangkan perang ini, aku sudah terlalu banyak bernegosiasi, kenyataannya kalian tetap tak peduli, kebebasan bagiku berbeda dengan pendapat orang-orang kalian yang selalu menginginkan sistem yang pasti. Wahai saudara-saudaraku, bahkan saat kalian setuju padaku, tetap takkan ada yang berubah, takkan ada yang bisa berubah sampai seluruh Dunia memahami rasa takut atas sebuah kekuatan absolut yang sama, cinta memang akan melahirkan pemahaman tapi ketakutan adalah kunci untuk menyatukan semuanya untuk mengikuti, seorang penguasa harus ditakuti terlebih dahulu hukumnya daripada dicintai pribadinya, saat kekuatan absolut yang menimbulkan ketakutan digabungkan dengan kasih sayang yang menimbulkan cinta maka saat itulah orang itu akan menjadi sosok yang diikuti sepanjang zaman, saat ini aku perlu untuk menegaskan kekuatan untuk menundukkan orang-orang dengan rasa takut, setelah itu barulah aku akan mencoba menghiasi Dunia dengan kasih sayang yang tersisa di hatiku. Perang ini memang pedih tapi harus terjadi, mungkin ini pahit tapi aku memang perlu untuk bertarung melawan kalian saudara-saudaraku," ucap Ihsan dengan getir.

Lihat selengkapnya