Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #171

Nganti Sampurno

Hari ke-171 dharmayudha keempat. Ihsan meluncur kearah Alim membawa trisula ditangannya saat Alim menahannya dengan sekuat tenaga meski masih dipenuhi pertanyaan di hatinya. Hal ini segera diikuti oleh meluncurnya sudharsana kekaki avatar Ihsan karena Alim yang menyadari fokus kesadaran pengguna avatar yang memang jauh lebih terpusat hanya di bagian kepala avatar sehingga Alim kali itu berhasil memotong pergelangan kaki avatar Ihsan dan memukulnya dengan hantaman keras gadanya namun bukannya terjatuh, Ihsan justru melesat ke udara sambil membentuk sepasang sayap untuk avatarnya dan memulihkan kakinya. Tepat setelah itulah Ihsan menghujani Alim dengan tembakan bintang-bintang yang ditahan Alim dengan menyedotnya dalam sebuah lubang hitam namun Ihsan yang melihat hal itu segera memanfaatkan momentum pembelokan cahaya itu dan menghilang dari pandangan Alim sembari membuat berpuluh-puluh atmasena dan menyembunyikan beberapa di sudut-sudut realita. Sementara itu Alim terus bergerak maju mengaktivasi janardana dan menembakkannya pada Ihsan yang coba menembakkan bholenath, bukan untuk mengimbangi serangan janardana pradhana itu tapi untuk memberinya sedikit momentum untuk menghindar. Melihat hal itu Alim segera menyusul mencoba menghajar Ihsan dari jarak dekat namun Ihsan terus-menerus menghindar.

"Apalagi yang coba dia lakukan sebenarnya, kenapa tiba-tiba strateginya berubah, mungkinkah!?," pikir Alim sembari mencoba melihat-lihat ke segala sisi.

Saat itulah Alim menyadari apa yang dilakukan Ihsan, titik-titik energi yang begitu dalam bertebaran bagai bintang di langit. Saat itu jugalah Alim menggunakan kekuatannya untuk membuat hentakan veera untuk memusnahkan semuanya namun sayangnya para atmasena itu akhirnya bangun dan membombardir balik Alim dari berbagai arah menggunakan bholenath. Ihsan yang sudah memprediksi hal itu segera mengimbangi serangan Alim dengan veera miliknya sendiri sebelum menggunakan ashura untuk memanipulasi efek pertumbuhan selnya jauh lebih cepat lagi dan mengalirkannya pada avatarnya hingga wujud mengerikan itu perlahan mulai memulihkan wujudnya hingga menjadi wujud manusia yang sempurna.

"Akhirnya avatarku stabil juga, aku sekarang bisa menyerangnya dengan sekuat tenaga," pikir Ihsan seraya menghantam Alim sekuat tenaga.

Alim mencoba menahan hantaman itu dengan kedua tangan avatarnya namun sayang sekali perubahan kekuatan Ihsan terlalu besar baginya untuk menahan serangannya sehingga kedua tangan itu harus hancur dalam sekali pukulan.

"Lihatlah Narayana, lihatlah betapa bodohnya dirimu membiarkanku tumbuh sekuat ini saat aku menjadi musuhmu padahal engkau sudah bertarung bersamaku berkali-kali dan masih saja engkau seperti ini, apakah ini tanda dari harga diri atau keangkuhan," teriak Ihsan dengan seringai lebar diwajahnya.

"Aku benci menggunakan kekuatan iswaranetra ini lebih jauh, mungkinkah ini harus kulakukan," pikir Alim.

Saat itulah dia coba menatap kembali Ihsan lalu kembali mencoba mengadu kekuatan dengannya namun perlahan Ihsan mulai mendominasi dirinya dan saat itulah Alim memantapkan dirinya.

"Dalam perang memang harus menggunakan semua hal yang bisa digunakan, maafkan aku tuan Dharmakusuma" gumam Alim.

Lihat selengkapnya