Hari ke-175 dharmayudha keempat. Sebuah ledakan mengawali hari Ihsan dan Alim didalam dimensi pertempuran mereka.
"Aaaaaaaahhh, aku perlu lebih serius lagi, aku sudah tak peduli lagi, aku harus menang meski kau harus mati Ihsan, grkhahahaha, sudah cukup aku melihatmu mengacaukan semuanya, Dunia ini sudah tak butuh Maheshwara!!!," teriak Alim sambil mulai mengakses mantra trayambaka.
"Aku sudah menduga kalau kau jauh lebih kuat dari perhitungan kami cak tapi menggunakan mantraku yang belum kau cocokkan dengan tubuhmu itu adalah tindakan yang cukup nekat," pikir Ihsan yang sejenak terdiam menyaksikan Alim yang mulai kehilangan kendali atas emosinya.
"Hehehe, akhirnya kau mau serius juga cak, ini akan sedikit lebih seru," ucap Ihsan sembari memaksimalkan potensi prakamya miliknya.
Tak lama kemudian Alim yang mulai geram segera menembakkan proyektil dari sharanga sambil menyusul Ihsan yang sedari tadi berpindah-pindah bersama beribu-ribu atmasenanya. Melihat Alim kembali maju bersama atmasenanya, Ihsan segera kabur sambil memainkan ruang medan tempur mereka untuk semakin mengacaukan persepsi dan pergerakan Alim. Disekitar situ Ihsan juga menyelipkan puluhan mata kecilnya untuk memantau pergerakan Alim sambil terus menghindar dengan memacu kecepatan prakamya. Alim yang menyaksikan ini mulai semakin geram dan terus mengakses kekuatan iswaranetra miliknya dan kini untuk mengekstrak jurus esoterik seperti sepi angin yang segera dia pakai untuk mempercepat pergerakannya menyusul Ihsan yang dengan segala cara bisa terus kabur darinya sambil memberikan serangan-serangan tipis untuk mengukur kekuatannya.
"Aku harus menang, kalau cak Alim menang dalam kondisinya yang sekarang maka Dunia juga akan tetap terancam, aku harus menang," pikir Ihsan.
...
Dimasa lalu.
"Ihsan!?, kenapa kau tak menghabisi para pedagang dari dharmasraya itu, mereka itu mafia, habisi saja, kau gak akan terjerat hukum karena membunuh penjahat, lagipula kalau mereka mati mana bisa mereka menyuap hukum," ucap Alim dengan geram.
"Gak lah cak, segini aja juga udah cukup untuk usaha kita, lagian meski mereka terus-menerus menyenggol perusahaan kita tapi tetap tuh usaha kita yang maju," ucap Ihsan.
"Karyawan kita bisa mati setan, kau gak mikir apa emang gak peduli," teriak Alim.