Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #183

Peteng Atine

Hari ke-183 dharmayudha keempat. Ihsan dan Alim masih saling mengadu serangan mereka. Tembakan bola-bola janardana pradhana yang penuh partikel ekstrem yang memancarkan cahaya masih bergerak untuk memusnahkan bholenath pradhana yang penuh dengan energi gelap yang menelan semesta menuju kekosongan mutlak.

"Apa yang sudah kuciptakan, kenapa aku tak sanggup mengisi hatimu dengan kasih sayang wahai Ihsan," gumam Shafa yang masih tergeletak ditanah tak sanggup menggerakkan kakinya.

"Mungkin ini karena ayah memanggilmu kerumah waktu itu, ayah tau dia memang berubah diwaktu yang singkat itu sayang tapi ayah tidak tau kalau dia berubah sejauh itu. Mungkin ayah gagal memahami peranmu untuk menjaga perasaannya agar terus berjalan dan hanya berpikir bagaimana caranya bisa menjagamu dari bahaya sedangkan dia sendiri terus menerka-nerka hal-hal baru yang mungkin saja berbahaya," ucap Akhmad.

"Engkau tidak salah ayah, kekhawatiranmu itu memang ada dasarnya, Ihsan memang selalu menerka bahaya, dia memang berbahaya, tapi kalau kita menjauh kita takkan bisa mencoba mengantisipasinya dan tak bisa mencegahnya melakukan hal-hal berbahaya, masalahnya hal itu sudah terjadi. Ayah, aku ingin menghentikannya saat ini, biarkan aku membantu kalian," ucap Shafa sembari perlahan-lahan berdiri mengangkat senjatanya.

...

Sementara itu di angkasa Ihsan dan Alim masih saling menggempur dengan seluruh kekuatan mereka. Atmasena mereka bermunculan mengisi langit Ananta Sunyata, memijak setiap bumi yang bisa mereka gapai dan memenuhi pandangan manusia dengan wujud mereka saat keduanya melemparkan jurus terkuat mereka bertubi-tubi, menghujani jagat raya dengan energi mereka. Saat itu Ihsan mulai memahami bahwa dia perlu menambahkan instrumen pertempurannya dan pada akhirnya mengeluarkan persenjataannya yang tersisa ditangannya. Dia memulai dengan memainkan genderang perangnya keras-keras yang semakin mempercepat laju pemulihan energinya lalu dikeluarkannya khatvanga yang kemudian diisinya dengan bholenath pradhana yang segera membuat khatvanga menyala bagai bintang-bintang di angkasa sebelum akhirnya dia pakai untuk menyerang dan sekaligus bertahan dari gempuran janardana yang terus bermunculan, tak lupa dia membagikan kekuatan itu pada seluruh atmasenanya yang mulai menari menghadapi gempuran janardana Shri Vishnu.

Lihat selengkapnya