Hari ke-192 dharmayudha keempat.
"Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh tirai langit yang berhias bintang-bintang, kenapa tadi kulihat cahaya saat aku dan saudaraku membukanya, apa itu cahaya surga atau bara neraka, apa yang sebenarnya belum diketahui oleh akal pikiran, apa sesungguhnya pengetahuan yang Tuhan selipkan, apa yang sebenarnya Dia sembunyikan dibalik awan, apa yang Dia sembunyikan dibalik malam, apa yang Dia sembunyikan dibalik perasaan, dalam angan-angan aku merasa ada pengetahuan yang menunggu untuk ditemukan, tapi apa, kenapa dia tak menampakkan wujudnya sepenuhnya, kenapa dia begitu usil untuk membuat para ilmuwan berdebat tentangnya, mungkin kalau semua pengetahuan lengkap maka takkan ada lagi perdebatan, mungkin itulah sebabnya, dunia ini adalah pertunjukan dan naskahnya adalah pengetahuan, tak semua tokoh mendapatkan naskah yang sama, dari situlah manusia bisa mengambil peran, hahaha ini sungguh pertunjukan yang menyenangkan," gumam Ihsan.
Mendengar itu, meski sedikit tersindir, Alim masih bergerak melayangkan serangan demi serangan, mencoba memfokuskan dirinya untuk menegakkan apa yang dia pikir sebagai keadilan. Ayunan nandaka dan kaumodaki kini telah ditambah dengan sebuah parashu, kapak yang diberikan oleh Ihsan itu sendiri.
"Hmm mungkin aku harus mencoba menetralisir senjata dimulai dari kapak perunggu itu, aku masih lumayan ingat strukturnya tapi bagaimana ya, kata Yusuf tak perlu banyak tenaga asalkan kontrol energi bagus, tapi bagaimana," pikir Ihsan sembari menangkis serangan-serangan Alim.
"Apa lagi yang dia pikirkan di otaknya yang mbulet itu, mungkinkah dia puitis begitu karena sedang menyembunyikan sesuatu, aku harus hati-hati, pikirannya bukan hal yang mudah untuk dimengerti," pikir Alim sembari memberikan beberapa tebasan jarak jauh pada Ihsan.
Saat itu Alim segera memperlebar jaraknya dan mulai memvariasikan elemennya. Dibakarnya nandaka sampai membara, diisinya kaumodaki dengan esensi samudra dan dialirinya parashu dengan kilatan halilintar.
"Kau lupa mengeluarkan sharanga cak, aku penasaran elemen apa yang akan kau berikan padanya, oiya zirah satachandramu kayaknya perlu kau tambahi elemen tanah agar jauh lebih keras," canda Ihsan.
"Bajingan kau, apa maksudmu mengatakan hal itu padaku, kau pikir aku tak bisa menang darimu sampai kau memberikan petunjuk padaku!!," teriak Alim.