Dharmayudha keempat, hari ke-195. Sebuah portal antar semesta akhirnya terbuka dimana Yusuf, Steve dan Lintang keluar dari dalamnya.
"Sekarang mana anak-anak itu, kita harus melerai mereka," ucap Lintang.
"Lihatlah, mereka berdua sedang bertarung disana, bagaimana wahai Brahma, apa yang harus kita lakukan, apa kita harus melerai mereka," tanya Steve.
"Tunggu, kurasa pertarungan ini sudah hampir berakhir, kalau kita melerainya sekarang mungkin saja mereka takkan pernah menemukan satu konklusi, kita lihat dulu kemana arahnya," ucap Yusuf sambil menahan kedua kakaknya.
Sementara itu ditempat Ihsan dan Alim bertarung.
"Kalau benar kata-katamu bahwa semua yang kuikuti hanya tradisi lantas kenapa negaramu kacau balau Nataraja!!!," teriak Alim.
"Itu karena...," gumam Ihsan bimbang.
"Karena apa?, karena negerimu tak punya aturan dan karena itu mereka tidak bermoral, berhentilah sok bijak padaku padahal kau sendiri tak mampu mengendalikan takhtamu," teriak Alim.
"Itu karena negeriku masih baru, sekitar setahun lalu aku dinobatkan sebagai Mahadewa, negeriku masih bayi cak dan kalian menantangnya untuk perang dharmayudha, setakut itukah orang-orang ditempatmu akan datangnya perubahan," tanya Ihsan.
"Itu tak mengubah fakta bahwa kalian telah mengobrak-abrik tatanan Dunia," ucap Alim.
"Siapa yang mengatakan itu padamu Vishnu," tanya Ihsan yang mulai sedikit serius.