Hari ke-198 dharmayudha keempat. Ihsan akhirnya berpindah kembali ke Ananta Sunyata, tepat diatas lembu nandi. Senyum lebar terlihat menghiasi wajahnya yang tenang sebelum akhirnya dia mengangkat wajahnya dan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri wanita yang dia sayangi terlihat penuh dengan luka dihadapan lembunya.
"Koe nyapo?," gumam Ihsan separuh tak percaya.
"Dia berkhianat pada kita Prabhu," ucap Andre.
"Koe nyapo Shafaaaa!!!!," teriak Ihsan penuh amarah.
"Prabhu?, tenangkan dulu dirimu," ucap Anas sembari naik keatas lembu nandi.
"Apa yang kau lakukan Shafa!!, kenapa kau berada disana mengangkat pedangmu pada pasukanku!!," teriak Ihsan sambil melompat kearah Shafa.
"Apa yang harus kukatakan, kenapa dia muncul dihadapanku, ayah?, dimana engkau ayah???, tolong aku," pikir Shafa yang tertunduk ketakutan dihadapan amarah Ihsan.
"Jawab aku Nareshwari, apa yang kau lakukan dengan mengangkat senjatamu disini, apa yang coba kau lakukan," ucap Ihsan dengan nada dalam.
"Aaa.. aaa...," rintih Shafa tanpa bisa mengatakan satupun kata dengan jelas.
"Katakan padaku dengan jelas apa yang kau lakukan sebenarnya," ucap Ihsan yang disertai dengan tiupan angin kencang dari tubuhnya.
Saat itu medan pertempuran seketika terdiam. Terpaku pada datangnya Ihsan sendirian ke Ananta Sunyata yang seharusnya segera mendeklarasikan kemenangan namun terhalang amarahnya pada kekasihnya.
"Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Ihsan tak segera mendeklarasikan kemenangan, bukannya dia datang sendiri dari pertempurannya, bukankah seharusnya itu tanda bahwa dia pemenangnya tapi kenapa, hei hentikan saja perangnya," pikir Bagas yang masih terus bertarung melawan tentara Harasena.
Sementara itu terjadi, Ihsan mulai melangkahkan kakinya menuju Shafa yang perlahan menggeser mundur tubuhnya yang bergetar ketakutan sebelum akhirnya Ihsan menatap tepat dihadapan wajahnya yang pucat sebelum akhirnya tangis Ihsan pecah tak kuasa menahan luapan emosinya.
"Shafa, katakan apa yang kau lakukan, aku ingin mendengarnya darimu, katakanlah meskipun itu akan menyakitkan, apa yang kau lakukan?," tanya Ihsan dengan lembut.