Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #205

Mahasena

"Sebentar lagi diskusi tentang keamanan internasional ya, apa yang akan menjadi usulan orang-orang ya, harus ada revolusi, nyawa manusia tak bisa terus dipertaruhkan hanya untuk melindungi yang lain. Hmm apakah memperkenalkan teknologi kecerdasan buatan pada senjata akan berdampak bagus, ah aku harus melakukannya dulu, tapi bagaimana ya," pikir Lintang sembari bermain dengan kupu-kupu.

...

Pukul 15.30 waktu setempat.

"Kita bisa mulai lagi diskusi kali ini, oiya sebelum kita mulai diskusinya aku dan tim yang terbentuk baru saja berhasil mengembangkan kesadaran buatan terkoneksi yang kunamai sarvamaya, tolong digunakan dengan bijaksana demi kebaikan bersama, kita besarkan dia bersama untuk menjadi penolong umat manusia menuju masa depan yang lebih cemerlang, baiklah kita akan membahas keamanan internasional, ada yang ingin berpendapat," ucap Ihsan membuka rapat.

"Itu dia, kesadaran buatan, mungkin itu adalah kuncinya," pikir Lintang sambil mengangkat tangan.

"Iya baik, Kartikeya, silahkan berpendapat," ucap Ihsan.

"Sebelumnya saya ingin berterimakasih atas waktu dan tempatnya, disini saya ingin mengemukakan ide saya untuk menyusun sistem keamanan kondisional yang akan diarahkan untuk mendeteksi potensi bahaya dan memberikan solusi penanganan yang diperlukan dan kita bisa gunakan teknologi baru ini," ucap Lintang.

"Tahan dulu Kartikeya, aku ingin peringatkan terlebih dahulu kalau kau bermaksud untuk menggunakan sarvamaya untuk menanggulangi segala ancaman maka kita mungkin bisa membangkitkan potensi berbahaya dari pengalaman yang didapatkannya selama penanganan kasus," ucap Ihsan.

"Itulah masalahnya Maheshwara, setiap inovasi dan solusi yang lahir dari manusia pasti akan mengarah kepada masalah baru, cepat ataupun lambat kita harus berhadapan dengannya, karena itu kita harus lebih dulu berlomba untuk menciptakan lebih banyak kebaikan untuk menekan keburukan yang dihasilkan, disini kompetensi kita akan diuji untuk menemukan solusi untuk setiap masalah yang timbul dan mengurangi potensi bahaya yang bisa terjadi, untuk itu ide saya adalah untuk memberikan rekomendasi penanganan untuk meredam dampak bahaya bukan untuk melakukan konfrontasi langsung dengan ancaman, ini juga untuk memastikan sifat tanggap manusia tetap berjalan karena ancaman akan diperkecil sampai bisa dihadapi umat manusia bersama-sama bukan dimusnahkan sehingga bisa timbul ketergantungan dan berbagai masalah lain, inilah metode reduksi resiko Prabhu," ucap Lintang.

"Izin menanggapi Prabhu," ucap Faisal.

"Silahkan Mahabali," ucap Ihsan.

"Aku sedikit bisa memahami bagaimana ide dari Kartikeya tapi tetap saja prosedural sistem keamanan kondisional ini masih terlalu eksperimental, harus dilakukan pengawasan yang sangat ketat terhadap orang-orang yang bisa memberikan input data terhadap prosedur pengamanan ini, apalagi seperti yang kita ketahui sekarang bahwa banyak personel militer negara yang mengandalkan kekuatan fisik sedangkan program ini memerlukan personel militer dengan kompetensi kecerdasan yang mana akan jarang ditemui pada personel militer yang ada sekarang, mungkin itu dulu," ucap Faisal.

"Izin memasuki diskusi o Maheshwara," ucap Kusuma sambil mengangkat tangannya.

"Silahkan," ucap Ihsan.

"Saya sempat memikirkan hal ini bahwa prosedur keamanan yang kita lakukan selama ini memang menunjukkan banyak kekurangan termasuk banyaknya korban personel militer yang bisa ditelan dari sebuah peristiwa kemanusiaan jadi saya mendukung prosedur yang diusulkan oleh Kartikeya tapi saya juga mengusulkan perombakan susunan organisasi keamanan internasional, anggaplah bahwa kita tetap menggunakan metode lama untuk pengamanan dalam skala negara tapi untuk skala Dunia kasusnya akan berbeda, tugas kita adalah mendukung dan melengkapi sistem keamanan yang sudah ada serta membimbing terbentuknya sistem untuk negara-negara baru bukan untuk mengambil alih peran mereka karena itu kita perlu untuk paham bahwa perbedaan kompetensi keahlian yang diperlukan bukanlah masalah, tapi mengingat perkara keamanan ini akan menyangkut nyawa maka kita perlu kelas khusus untuk mengarahkan pola pikir personel pemberi input data militer kita nanti," ucap Kusuma.

Lihat selengkapnya