Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #209

Kolam

"Hhh ngapain anak itu, main-main didepan kolam begitu setelah makan, udah lama lho ini," gumam Lintang.

"Sebaiknya jangan ganggu dia, mungkin baginya kolam itu indah," ucap Steve.

"Apa maksudmu?, itu kolam lele, agak abstrak juga selera anak itu, ya meskipun jarang-jarang aku lihat kolam lele jernih begitu," ucap Lintang.

"Keindahan kolam itu mungkin bukan tentang apa yang ada disana tapi apa yang pernah ada disana. Heh!?, mak anak setan, udah kesana aja dia," gumam Steve.

"Wei, Ihsan, kau ngapain lihatin kolam lele," ucap Lintang.

"Gapapa mas, sering aja makan ikan dari kolam ini," ucap Ihsan lirih.

"Oooh begitu, kau mau berterimakasih pada ikan-ikan ini karena sudah memberimu makan selama ini, masih lembut juga hatimu, kupikir kau sudah benar-benar jadi pejuang bengis selama dharmayudha sampai kau mengusir Shafa, ternyata masih punya perasaan juga," celetuk Lintang yang membuat Ihsan murung.

"Pekok!!, kau sadar yang kau katakan gak sih," tegur Steve sambil menjitak kepala Lintang.

"Aduduh, apa maksudnya, kenapa Ihsan tiba-tiba murung dan kau marah, apa yang salah dari ucapanku," ucap Lintang.

"Hhh kau gak ingat selama ini kepala dapur keraton siapa, siapa yang kau mikir masak selama ini menggunakan ikan di kolam ini," bisik Steve yang kesal.

"Haaaa, maaf Ihsan aku gak bermaksud untuk begitu, kau gak marah kan," ucap Lintang.

"Gapapa kok, itu memang salahku mengusirnya, semoga dia baik-baik saja, hhh diskusi harus tetap berjalan, ayo, sudah hampir waktunya," ucap Ihsan.

"Baik," ucap Lintang dan Steve bersamaan.

...

Pukul 15.30, diskusi kembali dimulai.

"Baiklah kita mulai saja diskusi kali ini, terakhir kali kita sudah sampai, ah sampai mana tadi, sebentar ya," ucap Ihsan yang masih terlihat murung.

"Setidaknya fokuskan pandanganmu kepada, ini minum teh dulu," bisik Alim sambil memberikan secangkir teh.

Lihat selengkapnya