Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #210

Spesialisasi

"Maafkan aku yang arogan dalam diskusi sebelumnya," ucap Ihsan.

"Udahlah, mau berapa kali kau mengulang kalimat yang sama Ihsan, capek juga dengernya," gerutu Sandi.

"Yaa, aku gak seharusnya berjalan keluar dari forum," ucap Ihsan.

"Kami juga salah karena memulai diskusi yang tidak kondusif, maafkan kami juga ya," ucap Faisal.

"Mungkin kita perlu membuat permintaan maaf untuk umum karena diskusi yang tak bijak tadi," gumam Bhatara.

"Eeeh benar juga, diskusinya kan ditayangkan kepada umum, mak gimana ini, mana terakhir kali aku yang bicara, bisa jadi bujang lapuk aku," gumam Alan yang mulai terlihat ketakutan.

"Oiya, itu seram, pasti banyak gadis cantik yang melihat, hancurlah reputasi kita gara-gara penayangan tadi," gerutu Sandi sambil memeluk Alan dan keduanya mulai menangis sambil memakan kacang.

"Hahah, kayaknya aku juga sama sekarang," ucap Ihsan.

"Sini bro," ucap Alan sambil merangkul Ihsan.

"Hhhh aku merasa sedikit geli dengan mereka yang tiba-tiba akur," gumam Bhatara.

"Hahahaha, kau memang perlu lebih banyak bersosialisasi Bat," gurau Kusuma.

"Itukan karena tugas darimu yang banyak banget tukang kayu kampret," seru Bhatara.

"Hehe, maaf," ucap Kusuma sedikit malu-malu.

"Haha dapat juga kota terakhir, kayaknya aku bakal menang," teriak Lintang yang saat itu sedang bermain monopoli.

"Matanee, kok kocokan darimu bagus terus, kau curang ya, pakai manipulasi energi kan," teriak Yusuf.

"Nggak Suf, emang lagi bejo aja dia, aku masih memperhatikan kok," ucap Steve yang menjadi pengamat permainan.

"Mana percaya aku, kalian kan teman dekat," seru Alim yang sudah kalah sedari tadi.

"Hh emang lawak dua anak ini, udahlah kan cuma permainan, eh kenapa gak mengajak Ihsan juga," ucap Gifar yang sedang dalam posisi menang.

"Tidak," ucap Alim, Yusuf dan Lintang bersamaan.

"Kenapa," tanya Gifar.

Lihat selengkapnya