Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #212

Eksekusi

"Jadi mas, kau yakin tidak mau menemui mbak Shafa sekali lagi, setidaknya untuk mengantar barangnya," tanya Fira.

"Berangkat sajalah dek, aku akan mengurus dokumen untuk kembalinya dirimu ke Manasasagara untuk mengikuti ujian akhir disana, terimakasih sudah mau mengantarkan barangnya," ucap Ihsan sambil menulis beberapa surat.

"Tenang saja mas, aku sudah menganggap mbak Shafa seperti keluarga, aku berangkat dulu," ucap Fira sembari berpamitan pada Ihsan.

"Hati-hati ya," ucap Ihsan.

"Siap mas," balas Fira sembari berjalan pergi meninggalkan kakaknya sendirian.

"Jadi bagaimana Ihsan, kau bilang ada rencana yang harus kita lakukan malam ini," ucap Alim.

"Tentu saja ada, kita perlu sedikit bersih-bersih, terlalu banyak kekacauan yang tumbuh saat kita berada di Ananta Sunyata," ucap Ihsan yang mulai terlihat tersenyum lebar.

"Dasar maniak kau Ihsan, setidaknya jangan tersenyum saat akan melakukan hal ini," ucap Yusuf.

"Setidaknya target kita adalah pendosa, mereka memang harus ditertibkan," ucap Ihsan yang mulai terlihat semakin ganas.

"Dia ingin meluapkan amarah dan kekecewaannya pada para pendosa, nampaknya selama ini sifat haus darahnya itu tidak berubah, hanya lebih terkendali saja karena keberadaan ratunya, hhh kurasa mereka memang harus kembali bersama secepatnya, mau jadi apa Dunia ini kalau pemimpinnya adalah maniak genosida," pikir Yusuf.

Saat itu Ihsan meneruskan langkahnya sebelum akhirnya melayang diikuti oleh keempat saudaranya.

...

Sementara itu di istana giok.

"Jadi apa yang aku bisa bantu untukmu wahai Jeeva Chakravarthy," ucap Qin, sang kaisar naga.

"Tak perlu terlalu formal begitu pak, jadi mungkin untuk mempercepat proses stabilitas pangan aku ingin mendapatkan data dari berbagai bibit makanan pokok dari berbagai wilayah dan aku ingin mulai dari negeri kelahiranku sendiri, sekaligus aku ingin meminta bibit terbaiknya untuk kujadikan bahan yang akan segera ditingkatkan produksinya," ucap Sandi.

"Makanan pokok disini padi, kau mau bibit yang seperti apa nak," ucap Qin.

"Yang menghasilkan bulir padi paling banyak dan paling cepat," ucap Sandi dengan mantap.

"Kau suka bibit yang standar ya, baiklah, akan kucarikan, apa yang menjadi jaminan bahwa program ini akan berhasil," ucap Qin.

"Kau boleh memenggal kepalaku kalau aku mengacaukan hal ini, urusan makanan bukan hal yang bisa kubuat main-main," ucap Sandi.

"Aku suka dengan dedikasimu, lakukan yang terbaik muridku, kau akan menerima dukungan penuh dariku," ucap Qin yang mulai tersenyum lebar.

...

Disisi lain Dunia tepat di sebuah tempat pembuangan akhir di Panditanagara.

"Aku tidak mengerti bagaimana seorang yang diagungkan seperti dirimu bisa berangkat sampai kesini tuan Dharmakusuma," ucap Salman.

"Memang begini cara seorang pemimpin bekerja, sekarang tugasku lebih detail kebidang kesehatan jadi aku mau inspeksi regulasi sampah dulu, biar efektif," ucap Kusuma.

"Eee gimana Sultan, anda yakin saya yang menjelaskan," ucap seorang pria tua disana.

Lihat selengkapnya