“Kamu punya hubungan apa dengan tetangga baru depan?” Ibu Rania tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang membuat anak perempuannya itu terdiam dan hendak tersenyum sedikit.
“Kok Ibu bertanya seperti itu?” Rania balik bertanya. Baru kemarin Rania bertemu dengan tetangga depan rumahnya itu dan hari ini sudah ada berita baru tentang dia dan laki-laki itu.
“Itu, Mba Isah tadi tanya ke Ibu.” Ibu Rania rupanya baru saja pulang dari warung depan. Sepertinya pemilik rumah mengatakan sesuatu kepada Ibunya itu.
“Tanya apa?” Rania kembali bertanya kepada Ibunya.
“Ya, dia tanya, Rania punya hubungan apa sama orang baru yang ngontrak di rumahnya itu.” Ibu Rania menjelaskan pertanyaan yang dia dengar dari Mba Isah. Rania tersenyum bahkan hampir tertawa.
“Ya… Kok malah tanya begitu?” Rania bertanya lagi.
“Katanya kemarin dia kesini ngobrol sama kamu.” Ibu Rania kembali bertanya kepada putrinya itu.
“Ya, kemarin kan nganterin itu. Katanya perkenalan karena dia tinggal di depan.” Rania kembali menjawab dengan jujur.
“Tapi katanya hanya rumah kita yang dikirimi begitu, Mba Isah bilang, rumah lain tidak.” Ibu Rania berbicara lagi. Kali ini Rania hanya terdiam dan tidak menjawab, dia masih membantu Ibunya mengeluarkan belanjaan dari warung depan tempat Mba Isah.
“Kamu bukan temannya dia? Kamu gak kenal?” Ibu Rania kembali bertanya lagi karena masih penasaran. Rania menggeleng pelan.
“Mungkin karena kita ada di depan rumahnya, jadi otomatis dia ingin memperkenalkan diri. Bagaimanapun juga kan tetangga depan rumah yang paling kelihatan.” Rania mencoba membuat alasan yang masuk akal perihal sesuatu yang sebenarnya sederhana untuk dibicarakan.
“Kalau aku si, ya suka-suka aku lah mau kirim makanan kemana. Mau kenalan sama rumah yang mana. Tapi sederhananya, depan rumah kan tempat yang paling dekat, bukan samping atau belakang. Yang paling akan sering terlihat dan bertemu. Menurut Rania si begitu. Mungkin Nugrah juga berfikir hal yang sama seperti Rania.” Perempuan itu menyebutkan sebuah nama yang terdengar asing di telinga Ibunya.
“Nugrah?” Ibu Rania bertanya kembali karena dia benar-benar terlihat penasaran.