Naughty Neighbor

tami ilmi
Chapter #9

Chapter #9 Informasi yang Kurang

“Jadi kita berteman?” Sebuah pertanyaan membuat Rania berhenti ketika sudah membuka pintu mobil Nugrah. Seharian bersama dengan laki-laki itu memang tidak terasa. Nugrah membuat semuanya terasa menyenangkan. Dan memang mereka melakukan banyak hal yang menyenangkan.

“Tentu. Kamu juga boleh minta bantuan mendadak.” Rania tersenyum dan kemudian menutup pintu mobil Nugrah. Perempuan itu sudah berbalik dan hendak menuju ke pintu halaman rumahnya.

“Sebentar.” Nugrah membuat perempuan itu berhenti. 

“Belanjaanmu?” Nugrah membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil satu tas plastik belanjaan yang memang milik Rania. Perempuan itu tersenyum dan menerima tas belanjaan dari Nugrah itu.

“Lupa.” Rania memekik sedikit dan tersenyum. 

“Baguslah.” Nugrah berkomentar sedikit.

“Bagus?” Rania bertanya dengan cepat. Sebenarnya perempuan itu sedikit menyesali celetukannya itu.

“Masih manusia karena masih bisa lupa.” Nugrah tersenyum dan Rania juga begitu. Mereka berdua terlihat semakin mencair.

“Ya sudah, kapan-kapan disambung lagi.” Rania segera memutuskan obrolan diantara mereka karena memindai ada beberapa orang yang memperhatikan. Perempuan itu sangat peka dengan perhatian dari orang-orang.

“Oke, aku nanti hubungi kamu.” Nugrah kemudian masuk ke dalam mobilnya dan berbelok ke garasi rumah di depan rumah Rania. Perempuan itu berjalan cepat masuk tanpa memeriksa apapun lagi. Nugrah turun dari mobil dan mengambil barang-barang yang dia beli dengan Rania baru saja. Sama dengan Rania, sebenarnya Nugrah juga tahu ada beberapa orang tetangga yang mengamati. Laki-laki itu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

“Padahal lingkungan sepi, tapi orang-orangnya memang ribet.” Nugrah sedikit mengeluh karena apa yang dia tahu barusan.

“Kenapa?” Sebuah suara tidak membuat Nugrah terkejut. Dia meletakkan belanjaan di ruang tengah itu, tempat dimana seseorang duduk dan sepertinya menunggunya.

“Gak apa-apa.” Nugrah tidak ingin menceritakan tentang orang-orang di sekitar yang begitu memperhatikan.

“Kamu apa gak salah pilih di sini? Terlalu dekat? Dan juga banyak orang yang memperhatikan.” Nugrah menghela nafas panjang dan terlihat kesal. Dia mengambil minuman dari tas belanjaannya itu. Setelah itu dia duduk di depan laki-laki yang merupakan teman dekatnya itu.

Lihat selengkapnya