Nayla benar-benar kaget dengan ketukan pintu. Birahi yan memuncak pada Nayla memudar seketika. Namun tidak dengan Pak Jonet. Karena dia yakin yang mengetuk pintu adalah penjaga hostel yang tadi ia temui. Senyum licik mengambang di bibirnya.
Ketukan pintu itu kembali terulang. Namun Pak Jonet tidak peduli, ia terus menggempur memek Nayla dengan kontolnya yang perkasa. Nayla yang tadi mau orgasme harus terhenti karena rasa kaget dan panik yang bersarang dalam pikirannya.
"Pak," Nayla hendak protes, menoleh ke belakang.
Namun Pak Jonet tidak peduli. Dia menempelkan jari telunjuknya di bibir Nayla. Kontolnya yang juga tertempel di bibir bawah Nayla terus mengobok-ngobok seluruh isi yang ada di dalam sana. Tangannya memilin pelan puting payudara Nayla.
"Hemmm.... Pak... tolong.... Ahhhhh, Pak." Lagi-lagi suara Nayla terhenti karena kerasnya tusukan Pak Jonet membuat rasa gatal di memeknya menjadi rasa enak. Birahi itu kembali muncul seiring dengan genjotan keras Pak Jonet.
Pak Jonet tidak peduli apa yang dikatakan Nayla. Ia terus saja menggempur habis memek Nayla sampai keluar bunyi plok... plok ....plok ..... Nayla merem melek. Birahi itu kembali membakar dirinya, membuai dan melupakan semuanya.