Waktu berjalan, dan hubungan Ayrin dan Adrey semakin dalam. Mereka menemukan banyak kesamaan yang membuat mereka terhubung, hingga pandangan hidup yang selaras. Mereka saling mendukung impian masing-masing dengan antusias.
Kini, Ayrin dan Adrey mulai terbuka saling menceritakan tentang keluarga masing-masing. Adrey bercerita bahwa ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, memiliki kakak perempuan dan laki-laki yang kini juga sudah berkeluarga. Ia banyak menceritakan tentang keluarganya di Bengkulu; bagaimana kedua orang tuanya adalah pensiunan PNS yang kini menikmati masa tua di kampung halaman, dan suasana rumah yang hangat dan penuh tawa saat ia pulang kampung. Sementara itu, Ayrin menceritakan tentang keluarganya di Bandung; ia adalah anak sulung dengan dua adik perempuan yang masih kuliah. Mereka saling bertukar cerita tentang dinamika keluarga, kebiasaan unik, dan kenangan masa kecil, membuat ikatan di antara mereka semakin erat.
Adrey sudah menceritakan pada orang tuanya di Bengkulu jika ia di Bandung sedang dekat dengan seorang perempuan, dan keluarganya pun sangat mendukung. Keluarga Adrey tidak membatasi Adrey dalam menjalin hubungan dengan perempuan dan membebaskan Adrey menjalin hubungan dengan siapapun, tidak harus memiliki kesamaan suku ataupun kesamaan daerah. Mereka tidak menuntut Adrey untuk mencari pasangan yang satu suku dengannya.