Setahun sudah kedekatan Ayrin dan Adrey terjalin, dan sebagian besar waktu dihabiskan dalam hubungan jarak jauh (LDR). Hal ini terjadi karena Adrey selalu sibuk dengan proyeknya di luar pulau, bahkan kadang baru pulang ke Bandung setelah proyeknya selesai, yang biasanya memakan waktu hingga tujuh bulan. Selama LDR, mereka berdua masih sering chatting dan video call, saling menceritakan hari-hari dan pekerjaan masing-masing. Terkadang Adrey bercerita tentang kondisi di lokasi survei yang jauh, sementara Ayrin berbagi cerita tentang keseharian dan pekerjaan di kantornya. Komunikasi yang intens ini, di tengah jarak yang membentang, justru semakin menguatkan ikatan mereka. Adrey selalu menjadi pendengar yang sabar, dan Ayrin merasa nyaman untuk terbuka tentang segala hal.
Pada suatu hari, hati Ayrin sudah mantap memilih Adrey. Ia melihat bahwa Adrey adalah yang terbaik baginya; ketenangan, keseriusan, dan pengertian Adrey telah berhasil menyembuhkan luka masa lalunya. Dari situ, Ayrin memberanikan diri mencoba bilang ke Adrey tentang keseriusannya terhadap hubungan mereka. Terutama karena Mamanya Ayrin tidak mau Ayrin berhubungan terlalu lama dengan laki-laki tanpa kejelasan. Mama Ayrin selalu mendesak Ayrin untuk segera menikah jika memang Adrey memiliki niat yang serius. Mamanya Ayrin sangat mengharapkan Ayrin segera menikah berhubung umur Ayrin sudah matang untuk menikah dan mamanya ingin segera menggendong seorang cucu. Banyak harapan Mamanya Ayrin untuk kebahagiaan anak sulungnya.
Ayrin memutuskan untuk membicarakan hal ini pada Adrey melalui video call suatu malam.
Ayrin: Adrey, aku mau bicara serius.