Beberapa hari setelah Mama Ayrin kembali ke rumah dan kondisinya semakin membaik, teman-teman dekat Ayrin diam-diam menyiapkan sebuah kejutan. Mereka ingin Ayrin bisa sejenak melupakan kekhawatiran dan merayakan momen penting ini. Suatu sore, Ayrin dijemput oleh kedua sahabat karibnya, Devi dan Tania, yang kemudian membawanya ke sebuah hotel di Bandung. Begitu pintu kamar terbuka, Ayrin terkejut melihat dekorasi manis bernuansa putih dan pink dengan balon-balon, tulisan "Bride to Be", dan makanan ringan yang tertata cantik. Di sana, sudah menunggu kedua sahabatnya dan juga kedua adik perempuannya.
"Surprise, calon pengantin!" seru Devi dan Tania bersamaan, disambut tawa dan pelukan hangat dari adik-adik Ayrin.
Mata Ayrin berkaca-kaca haru. "Ya ampun, kalian ini! Kok bisa sih? Aku nggak nyangka!"
Kamar hotel itu telah didekorasi dengan cantik, menciptakan suasana yang ceria dan intim. Rencana mereka adalah menginap bareng semalam penuh untuk melepas Ayrin yang akan segera menikah. Malam itu, keseruan mereka sangat terpancar. Mereka bersenang-senang, berfoto bersama dengan berbagai properti lucu, dan tertawa lepas mengingat kenangan-kenangan masa sekolah hingga masa kuliah.
"Ayo, Rin, senyum yang paling bahagia! Ini momen terakhirmu jadi single lady!" goda Tania sambil mengarahkan kamera ponselnya.
Mereka makan bersama, memesan banyak pizza dan aneka camilan manis. Obrolan mengalir ringan, diselingi candaan dan tawa renyah. Adik-adik Ayrin pun ikut antusias, bertanya tentang persiapan pernikahan dan menggoda Ayrin yang sebentar lagi akan menjadi istri.