Setelah perjalanan panjang yang penuh perjuangan, akhirnya hari yang dinanti tiba. Ayrin merasakan kontraksi pertamanya di pagi hari. Dengan panik, ia membangunkan Adrey yang baru saja tiba dari luar kota sehari sebelumnya. Meskipun panik, Adrey tetap sigap. Ia segera membawa Ayrin ke rumah sakit. Di dalam mobil, Adrey tidak henti-hentinya menggenggam tangan Ayrin, membisikkan kata-kata penyemangat, dan melantunkan doa.
"Sakit, Adrey..." rintih Ayrin.
"Sabar, Sayang. Sebentar lagi. Kamu kuat, kamu pasti bisa," jawab Adrey sambil mengusap keringat di dahi Ayrin.