Mereka memanggilnya Jenderal Z—kepala Badan Mimpi Nasional, pria yang merancang sistem tidur massal, dan arsitek utama doktrin Stabilitas Melalui Kepatuhan. Katanya, dulu dia juga pemimpi. Tapi kemudian dia memilih aman.
Tugas pertamaku adalah menyusup ke dalam mimpinya.
“Apa kau gila?” bisik Pak Mo saat aku diberi perintah itu. “Mimpi Jenderal dijaga tiga lapis. Ada Firewall Emosi, Lembaga Sensor Bawah Sadar, dan Tentara Keheningan.”
Tapi S hanya tersenyum. “Justru karena itu kita harus masuk. Jika kita bisa menanam satu keraguan saja, sistem bisa retak dari pusatnya.”
Malam itu, aku masuk lewat jalur khusus: Pintu Kenangan—pintu paling rawan tapi paling jujur. Aku harus menyamar jadi kenangan masa kecil Jenderal Z.
Ketika aku berhasil menembus lapisan pertama, aku tiba di sebuah ruang kelas kecil. Ada anak laki-laki duduk sendiri di bangku belakang, memeluk buku gambar yang robek. Wajahnya… adalah wajah Jenderal.
Aku duduk di sampingnya. Kami menggambar bersama. Ia menggambar tank, aku menggambar rumah.
“Kenapa kau nggak gambar senjata?” tanyanya.