Negara, Hidup dan Mimpi

Renaldy wiratama
Chapter #20

Akhir yang Tak Pernah Terungkap

Waktu berlalu, dan kehidupan terus berjalan meskipun dunia yang kami kenal telah hancur. Kami telah memilih untuk bertahan, untuk terus bermimpi meskipun segalanya tampak sia-sia. Tapi kehidupan kami kini bukan tentang apa yang hilang. Kami tidak lagi berjuang untuk dunia yang dulu kami impikan. Kami berjuang untuk sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih manusiawi—sesuatu yang mungkin lebih dekat dengan kenyataan daripada yang pernah kami bayangkan.

Kami berjalan melewati kota yang hancur, setiap langkah membawa kami lebih dekat pada kenyataan yang sulit diterima. Namun, dalam setiap langkah itu, ada juga secercah harapan. Dunia ini mungkin tidak akan pernah sempurna, tetapi selama kami masih memiliki mimpi, kami masih bisa mengubahnya—meskipun sedikit demi sedikit.

Pemimpi Besar berjalan di depan, dan aku tahu bahwa ia tidak lagi hanya berjuang untuk dunia yang hilang. Ia berjuang untuk sesuatu yang lebih penting—kebebasan untuk memilih, untuk bermimpi, untuk menjadi manusia. Begitu juga dengan S, yang meskipun tampak lelah, masih memiliki api yang menyala dalam dirinya.

“Kita mungkin tidak akan pernah mendapatkan dunia yang kita impikan, Damar,” kata Pemimpi Besar dengan suara tegas, “Tapi kita tidak akan pernah berhenti berjuang untuk apa yang kita percayai. Kita akan terus bermimpi, bahkan jika dunia ini terus berusaha mengubur mimpi kita.”

Lihat selengkapnya