BAB ini isinya tentang cerita Mas Agus, tetangga dan teman dekat Kami. Kisah darinya tentang tentang dirimu Duhai Engkau, Wanita yang selalu kupikirkan. Setelah berbulan-bulan tak ada kabar dari Mas Imam. Dina bimbang atas keseriusan cintaku.
Ini cerita Mas Agus padaku. Ini kata-kata Mas Agus
Aku senang memompa ban sepeda yang sering dipakai untuk bekerja di Pabrik Pemintalan Kota Cahaya. Rambutnya terlihat berantakan, wajahnya tiada cahaya. Dia sedang sangat murung. Itu tidak sekali dua kali aku saksikan. Aku sering melihatnya.
Hari itu tampak sangat berbeda. Ia, kata Mas Agus, tampak berduka. Aku main ke rumahnya. Kulihat Ia menitikkan air mata. Mamanya menguatkan meski ia sendiri juga sedang merasa sangat sedih. Ia katakan
*******************************
“Surga adalah tujuan yang hendak dituju setiap insane, sebab disana terkandung cita-cita yang menjadikan manusia bergairah, Surga adalah tujuan yang menjadikan manusia bergerak, menggerakan pikiran dan tenaga. Mas Imam pernah cerita padaku tentang surga dan apa-apa yang ada di dalamnya itu.”
Aku ingin surga itu. Bukan Neraka. Kini aku seperti ada di neraka!?
***********************
Menurut Mas Agus apa maksud Mas Imam selama ini.
Ia benar-benar pernah ajukan pertanyaan ini padaku
Kukatakan padanya “Sudahlah Dina! Aku sendiri jadi sedih mendengar pertanyaan itu. Itu Jawabku padanya.
Menurut Mas Agus, (tanya Dina pada Mas Agus) kenapa Mas Imam seperti ini sama aku?”
Saat itu aku ngga bisa ngasih jawaban apa-apa pada Dina. Aku Cuma katakana pada Dina, bahwa Mas Imam yang kukenal adalah orang yang baik. Ia juga lelaki yang sangat bertanggung jawab. Pasti ada alasan mengapa ia tidak melanjutkan lamarannya.