NEGARA SEMBILAN

Arif Budiman
Chapter #39

Terkulai di Rumah Sakit #39

# 39 Terkulai Di Rumah sakit

Terkulai Di Rumah sakit













Sesudah duel itu aku terbaring di Rumah Sakit dekat Mall Ciputra Jakarta Barat. Operasi berhasil menjahit luka di pelipis dan menutup luka karena gesekan Timah Putih. Lama aku tak sadar. Saat tak sadar itu, hanya wajahmu yang membayang. Engkau tampak sangat cantik. Aku bermimpi bertemu denganmu. Ia tersenyum padaku. Menghampiriku dan mengobati lukaku. Lalu pergi meninggalkan aku sendiri. Ia dipanggil Miko Widyatmoko, diajaknya pergi menjauh. Hingga aku tersadar dari mimpi itu.

Sesudahnya, aku dirawat di Rumah Mba Inayah. Penyakit lama kambuh. Tubuh dengan panas suhu yang sangat tinggi. Kulitku memerah. Hingga Mama harus dating ke Ibu Kota. Aku tak berdaya. Terpuruk di pojok kamar. Sejak kejadian maghrib itu, aku tak pernah bisa menghubungimu.

Aku tahu saat itu fisik ini sangat lemah. Mama sudah mendengar beritamu yang pergi itu. Mama menaruh rasa sangat kecewa padamu. Terlebih sejak dulu Mama juga tidak setuju aku berhubungan denganmu. Sesudahnya beliau (Mama) enggan membahas hubungan kita. Mama justru menyampaikan berita tentangmu yang hamil dan  sudah memasuki masa hamil tua.

Kata Mama “Kemaren Dina sempat pulang ke Jawa. Perut Terlihat  membesar, badannya pun mekar!”

“Wulan Juni jere arep Nikah, tapi wetenge wis kaya kae?Jika Mama merasa kecewa ya itu memang pantas. Beberapa waktu lalu sudah setuju, tapi dengan fakta kehamilan itu (Hamil sebelum Nikah), membuat Mama kecewa.

Mama sempet menceramahiku soal kehamilanmu. Kini mama balik tak setuju. Ia berpegang pada prinsip beliau yang lama. Mama melarang, tegas beliau melarang hubungan kita. “Kan Mama wis ngomong.” Kecewa mama sangat dalam, beberapa kali mengingatkan. Belakangan Nada bicaranya meninggi. Keluar kata-kata pamungkas yang mempertegas betapa pilihanku padamu adalah Salah. Kata beliau Arep karo Dina bae, ya Nganah Mbojo Dewek.

“Wis ra sah mikir Dina!Kata Mama. Kabarnya Ra Jelas. Kalaupun ada kabar, adanya adalah kabar buruk . Dan kabar buruk ini berkembang di Kampung Nelayan. Semisal jadi wanita nakal di satu diskotek dan lainnya. Pernah ada yang melihatmu. Kuharap itu tidak benar. Ada juga kabar tentangmu yang menjadi Pengemis di pinggir Jalan. Ya Allah Benarkah sejauh itu Nasibmu. Aku memahaminya sebab itulah Pola yang dilakukan di Negara Sembilan. Hanya untuk membayar kewajiban Setoran, maka seorang Warga Negara boleh melakukan segala cara bias menjadi pengemis, bahkan menjadi pencuri sekalipun.

 Aku berharap ada kabar darimu. Dan benar saja, saat dalam diam itu kuterima sepucuk surat darimu. Surat yang tegas tentang Kita


****************************************

Lihat selengkapnya