NEGARA SEMBILAN

Arif Budiman
Chapter #15

Kau Dan Aku Separatis #15

Duhai Kekasihku, Kuyakin Engkau masih Gundah di rumah megahmu di Pusat Kota sana. Kuceritakan sedikit apa yang kualami ini dalam buku harianku. Aku hanya bisa menulis, dan kini kau sedang membaca tulisan ini. Dahulu Aku tak mau bercerita padamu, tentang Negara Sembilan. Sebab bagiku tak ada yang istimewa dari Islam mereka, apalagi dengan keIslaman yang dipertontonkan Negara Sembilan.


Duhai Kekasihku ! Itulah yang kini menimpamu. Kelompok ini ada kaitan dengan kelompok pergerakan yang pernah disampaikan guruku, Pak Karta, Guru Sejarah SMA Cahaya dalam mata pelajaran Sejarah yaitu tema atau materi Pemberontak negara. Bagiku kisah ini sangat menghentak. Aku tidak pernah menyangka jika tema itu, kini aku masuk di dalam kelompok itu.

Duhai Kekasihku!Engkau tidak akan paham dengan situasi ini. Demikian halnya Mama pun tak akan mengerti apa yang terjadi padaku. Meski ayahku seorang Muhammadiyah tapi ia tidak fanatic. Beliau sangat moderat dan tak ingin terjebak pada dikotomi NU ataupun Muhammadiyah. 

Orang Tua Kita bukan orang kafir,

Orang Tua Kita adalah orang yang telah membesarkan kita. Kau bukan orang kafir seperti stempel mereka. Kalian orang tua yang telah mengajarkan ngaji dan belajar agama. Dan aku sudah mendapatkan ilmu agama berkat kalian semua.  Aku sayang sama orang tua. Mereka bukan orang Kafir, Mereka Muslim yang taat. Bahkan demikian kekeh menerapkan prinsip agama dalam jiwaku. Terutama tentang Shalat. Aku pernah dipukul Ayah gara-gara tidak shalat. Aku sangat suku saat Ayah dengan keras menerapkan prinsip itu sebab itu prinsip agama. Aku justru bangga jika punya bapak yang keras dalam urusan shalat.

Duhai Kekasihku. Aku ingin menjadi muslim yang baik. Jangan tinggalkan aku! Aku tidak ingin seperti mereka yang beragama hanya dengan doktrin tanpa berpikir.


Kusandarkan tubuh ini di kursi rotan saat kata akhir itu tertoreh. Mengendorkan otot di leher yang terasa kaku. 

Saat itu tertampilkan ingatan pada proses baiat yang sangat dramatik. Baiat yang MENGAGETKAN disana, di sebuah ruang ber-AC yang tertutup itu. Aku masih saja teringat dengan prosesi itu. Terus terngiang di kepala. Di tutup mata seperti orang para jendral yang diculik PKI. Dimasukan dalam kamar sempit. Aku muak dengan mereka ini. Inilah secuil janji yang kami bacakan saat baiat itu terjadi. PROKLAMASI NEGARA KESEMBILAN!


PROKLAMASI NEGARA KESEMBILAN

Bersama Tuhan. Atas Nama Tuhan dan Demi Tuhan


Atas nama para Pendiri dan Pejuang Negara Sembilan yang Telah Mengorbankan Diri Demi Kejayaan Negara, 


Lihat selengkapnya