Negeri Enam Musim

Putu Winda K.D
Chapter #9

Musim 8 SALAH PAHAM

Spesial Q: "Coba baca dengan benar."

Kucing makan tikus mati.

"Bagaimana kalian memisahkannya? Kucing makan, tikus mati? Kucing makan tikus, mati? Kucing, makan tikus mati? Atau bagaimana? Selamat mencoba."

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Sesampainya di rumah Miya, ternyata sudah banyak orang yang hadir, dan hampir seluruhnya adalah teman-teman sekelas mereka. Kedatangan Marta pun disambut dengan hangat oleh Miya dan Jake yang saat itu juga datang mendampinginya.

"Selamat datang. Aku senang kau datang," ucap Miya dalam bahasa Inggris menyambut Marta kala itu seraya memeluknya.

"Tentu saja aku datang. Selamat ulang tahun untukmu, dan ini hadiahmu," ucap Marta kemudian seraya memberikan hadiah ulang tahunnya untuk Miya.

"Terima kasih. Ayo masuk, bergabunglah dengan yang lain," ucap Miya kemudian.

Marta pun lantas masuk ke dalam ruangan yang telah ramai sesak oleh beberapa kerumunan orang yang juga turut hadir dalam pesta ulang tahun Miya malam itu. Di sana, bertemulah ia dengan teman-temannya yang lain, Quella, Lyne, dan Angelica.

Tak lama kemudian, acara pun dimulai. Miya dan keluarganya lantas berkumpul di ruang tengah, berdiri di atas sebuah mimbar merah berhias lampu warna-warni, bak singgasana sang putri raja. Ditambah lagi dengan gaun merah muda yang dikenakan Miya, membuatnya nampak lebih elegan menambah kecantikan parasnya.

Acara yang luar biasa meriah, berbagai pesta diadakan setelah acara inti berakhir. Musik yang cukup keras menyala, berbaur dengan suara orang-orang di dalamnya. Berbagai macam makanan dan minuman tersedia, terpajang di setiap meja-meja yang ada.

Pesta dansa pun digelar. Kala itu, Miya dan Jake ikut bergabung di dalamnya. Mereka menari, bergerak mengikuti alunan musik dansa nan menawan, terlihat serasi bak seorang pangeran dan tuan putri, begitulah terlihatnya. Kemudian, tiba-tiba Jake mengajak Marta ikut berdansa bersamanya, melepas genggaman tangannya dari Miya dan beralih menggapai tangan Marta. Dan Miya yang melihatnya pun lantas hanya tersenyum, mengangguk pertanda ia pun meminta Marta agar ikut berdansa dengan Jake.

Dan kala itu, jadilah Marta dan Jake melakukan tarian dansa bersama, di tengah-tengah pasangan dansa lainnya. Musik mengalun begitu indah, begitupun dengan Jake yang bergerak mengikuti alunan musik, merangkul dengan lembut pinggang Marta, dan menatapnya dengan wajah berseri. Namun tidak untuk Marta, ia bahkan tak berani menatap Jake secara langsung, takut akan merusak perasaan Miya. Marta pun hanya berdansa selama beberapa saat, kemudian pergi menjauh dari Jake. Tentu saja karena ia tak enak hati berada terlalu dekat seperti itu dengannya, walaupun Miya sendiri yang memintanya.

Marta pun kemudian memilih untuk berkumpul bersama Lyne dan Angelica di tempat yang berbeda. Tanpa ia sadari, seorang teman wanitanya yang kala itu juga berada di dalam pesta tersebut, tengah mengawasinya sejak tadi. Ya, dia adalah salah satu teman wanita Dimas yang dimintanya untuk menjaga Marta selama berada di dalam pesta tersebut. Dan Dimas sendiri tengah memantau informasi yang masuk padanya di halaman luar, berada di dalam mobil dengan berpakaian serba hitam bak seorang mata-mata. Hal itu tidak lain ia lakukan demi keselamatan Marta sendiri, karena tak ada yang tahu hal terburuk apa yang bisa terjadi saat itu.

Di dalam pesta, Miya pun lantas datang menghampiri Marta seraya membawa gelas minuman, yang kemudian diberikannya pada Marta. Tanpa pikir panjang, Marta pun langsung meminumnya, meneguk hampir setengahnya. Awalnya memang tak ada reaksi apapun, namun setelah beberapa saat kemudian ia pun mulai merasa mual dan pusing. Bagaimana tidak, di dalam minuman itu ternyata berisi kandungan alkohol yang cukup tinggi dan obat tidur. Marta yang meminumnya kala itu pun mulai kehilangan kesadaran, dan karena tidak bisa menahan rasa linglungnya, ia langsung pamit pada Miya menuju toilet.

Teman Dimas yang melihat Marta berjalan keluar dari pesta pun lantas mengikutinya. Namun, ketika ia hendak mengikuti Marta ke dalam toilet, tiba-tiba datanglah Jake mendahuluinya. Sontak, teman Dimas yang melihatnya pun merasa terkejut dan langsung menghindar, bersembunyi agar Jake tak menyadari keberadaannya.

"Jake masuk ke dalam toilet yang sama dengan Marta," ucap teman Dimas dalam bahasa Belanda kemudian melalui sambungan teleponnya pada Dimas.

"Awasi terus!" Ucap Dimas.

Teman Dimas pun lantas terus memantau toilet tersebut sesuai dengan yang diminta Dimas. Tak lama, keluarlah Marta dan Jake dari dalamnya. Namun, janggal. Ia melihat Marta sedang dalam keadaan yang tak baik, tubuhnya lemas seperti setengah sadar, kemudian Jake menggandengnya menjauh dari pesta entah ke mana.

"Marta terlihat sangat mabuk, dan Jake membawanya keluar dari pesta," ucap teman Dimas kala itu.

"Ikuti mereka!" Ucap Dimas kemudian.

Teman Dimas itu pun hanya mengikuti apa yang diperintahkan Dimas padanya, ia mengikuti ke mana Jake akan membawa Marta. Hingga sampailah mereka di sebuah kamar yang letaknya jauh terbelakang dari pusat keramaian pesta kala itu, dan Marta pun digiring masuk ke dalamnya oleh Jake.

"Dia membawa Marta masuk ke dalam sebuah kamar. Aku rasa Marta-mu berada dalam masalah," ucap temannya kemudian.

"Sial!" Gurau Dimas kala itu seraya bergegas menuju ke tempat yang diberitahukan temannya tersebut.

Dengan menggunakan hoodie serba hitam, ia menyelinap masuk ke dalam pesta tanpa ada seorang pun yang menyadari keberadaannya kala itu.

Di sisi lain, Marta yang saat itu sedang berada di titik terlemahnya dengan kondisi kesadaran yang menurun, lantas tak dapat mengingat apapun yang terjadi padanya kala itu. Ia merasakan tubuhnya sangat ringan, namun kepalanya terasa berat, dan rasa kantuk yang dirasakannya kala itu turut memperparah keadaannya. Jake yang hendak memperlakukannya dengan tak senonoh pun tak dapat ia hentikan, rasanya sudah tak ada tenaga lagi bahkan hanya untuk mengangkat tangannya. Marta hanya terbaring lemah tak sadarkan diri di atas tempat tidur kala itu.

Di sisi lain, Miya yang menyadari hilangnya Marta dari pesta pun lantas mulai mencarinya ke toilet, namun ia tak dapat menemukan Marta di sana. Miya pun juga tak dapat menemukan Jake kala itu, dan tentu saja menghilangnya Jake dan Marta di waktu yang bersamaan membuat Miya merasa khawatir. Ia bahkan sempat meninggalkan keramaian pesta dan menuju ke ruangan lain di rumahnya untuk mencari mereka.

Secara bersamaan, ketika Miya mulai menelusuri beberapa kamar di rumahnya, Dimas pun juga berada di sana masih dengan penutup hoodienya. Dengan kasar, ia mulai membuka satu per satu kamar yang ada, hingga membuat Miya yang melihatnya pun terkejut.

"Permisi! Kau siapa?" Tanya Miya dalam bahasa Inggris kala itu pada Dimas.

"Di mana kamar tidurmu?" Tanya Dimas kemudian pada Miya.

"Dimas!?" Ucap Miya terkejut ketika melihat Dimas kala itu.

"Bawa aku ke kamarmu sekarang! Cepat!" Ucap Dimas.

"Tapi, ada apa?" Tanya Miya kebingungan.

"Kau akan tahu nanti," jawab Dimas kemudian.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Miya pun lantas mengantar Dimas menuju kamar tidurnya. Letaknya cukup jauh dari keramaian pesta, dan sesampainya di sana mereka bertemu dengan teman Dimas yang telah menunggu kedatangannya sejak tadi.

"Kau!? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Miya kemudian pada teman Dimas tersebut.

"Mereka ada di dalam," ucap temannya kemudian.

Dengan cepat, Dimas pun langsung mendobrak masuk ke dalam kamar Miya, dan ditemuinyalah Jake dengan bertelanjang dada hendak melakukan hal tak senonoh pada Marta, yang kala itu tengah tergeletak tak sadarkan diri di atas tempat tidur. Melihat hal tersebut, Dimas yang merasa geram pun langsung memukuli Jake dan menariknya menjauh dari Marta.

"Beraninya kau melakukan hal menjijikan seperti ini padanya!" Ucap Dimas kemudian seraya terus memukuli Jake.

Lihat selengkapnya