Muhammad Ali Al Ghifari mahasiswa semester 1 (MABA) di Salah satu Universitas Ibukota, setelah lama rindu kampung halaman akhirnya pulang juga di bulan Ramadhan, sebenarnya Ali lagi nunggu pengumuman penerimaan Mahasiswa di Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Ali emang kuliah juga di Indonesia biar gak kelihatan banget penganggurannya. Besar banget harapan Ali untuk keterima di Al-Azhar, karena ini memang impiannya sejak lama. Suasana di meja makan saat berpuasa cukup hening, karena di rumah hanya ada Ali, mama papa, dan adiknya yang berusia 5 tahun. Ali hanya dua orang bersaudara, hal ini yang membuat orang tuanya berat untuk melepas Ali berangkat keluar negeri untuk menempuh pendidikan. Tapi orang tua Ali tetap mendukung pilihan anak lelaki satu satunya itu, selama hal itu bermanfaat dan tidak bermudharat maka orang tua Ali selalu mendukung. " Kak Ali nanti aku ikut kakak ya Ke mesjid untuk taraweh" ucap Adik perempuan Ali dengan pipi gembung menampung makanannya. Anak itu emang lagi gemes gemesnya belajar ikut puasa walaupun rewelnya minta ampun " Sama mama aja ya Ameera, Kak Ali kan didepan shafnya nanti yg temenin Ameera siapa?" Jawab Ali sambil menatap adiknya yang masih berusia 5 tahun itu. " Gak mau!! maunya naik motor dibonceng Kak Ali di bonceng di depan ya kak Ali. Lagian Mira kan sudah besar bisa masuk mesjid sendiri. Boleh kan Mama?" sanggah Ameera dilanjut dengan melihat ke arah Mamanya "Iya Boleh, asal jangan berisik ya, jangan main main kalau solat" Jawab Mama mereka. Setelah Adzan isya berkumandang Ali cepat cepat keluar rumah untuk menuju mesjid dengan sedikit niatan jahil untuk meninggalkan adiknya, menurutnya rempong aja bawa anak kecil ke mesjid beda safh pula, Ali takut adiknya hilang tidak ada yang mengawasi, jadi menurutnya lebih aman jika bersama mama berangkatnya, ya walaupun ujung ujungnya nanti bakalan ketemu mamanya di mesjid tapi Ali merasa repot aja. Tapi sungguh hal itu tidak akan terjadi, dengan santainya Amiira sudah duduk berdiri diatas motor bagian depan dengan berucap " Ayo cepet kak Ali ntar Ameera gak kebagian shaf yang dibawah, temen-temen aku juga pasti pada nungguin" Ucap Ameera dengan sedikit teriak. Muka Ali seketika berubah masam dalam hati Ali berkata "Ya gagal deh ninggakinnya". Setelah Beberapa menit mereka udah sampai di Mesjid dengan sigapnya Ameera langsung turun dan berlari ke arah pintu mesjid. Ali melihat beberapa anak perempuan lainnya menggerakkan tangan ke arah Ameera dengan gestur memanggil. Ali pun bergegas masuk menuju pintu khusus laki laki setelah memarkirkan motornya dengan benar, dengan pikiran masih bisa nih sholat sunnah qabliyah. Ali mendorong pintu mesjid diikuti dengan bocil-bocil yang mengambil kesempatan untuk imut masuk tanpa membuka pintu. Ali bergegas melaksanakan sholat sunnah sebelum Iqamat dikumandangakan. Setalah selesai solat isya berjamaah, panitia mulai membacakan sumbangan sumbangan yang masuk serta mengumumkan bahwa sebelum ceramah inti akan ada ceramah pembuka yang akan dibawakan oleh santriwati. Ali dengan khusyuknya terus berdzikir.
Sedikit gemetar Neera naik keatas mimbar untuk membawakan ceramah, jika bukan karena tugas dari pesantren Neera ogah banget sebenarnya untuk naik membawakan ceramah. Ayahnya juga gak mau diajak kompromi untuk menandatangani tugas Neera, walaupun Neera gak naik ceramah di Mesjid. Jadi jalan satu satunya emang harus ceramah. Sebenarnya Neera deg degan banget, cuman Neera udah biasa tampil jadi Nerveousnya gak begitu keliatan. Neera memberikan cermah tentang bersyukur, setelah beberpa menit akhirnya Neera mengucap salam sebagai tanda berakhirnya ceramah yang dibawakannya. Alhamdulillah cermahnya berjalan lancar, bahkan Neera sempat dilirik beberapa jamaah karena bacaan Quran saat ceramah tadi lumayan merdu.
Ali mengangkat kepalanya dan mengalihkan perhatiannya menuju mimbar, seorang gadis memakai mukenah putih terlihat anggunly membawakan ceramah, hati Ali sedikit berdesir ketika gadis itu membacakan salah satu surah dalam Al Quran sebagai dalil. Sebenarnya Ali kenal dengan gadis yang membawakan ceramah itu, tapi Ali ragu kalau gadis itu masih mengenalinya, dia adalah tetangga masa kecil Ali sebelum Ali menempati rumahnya yang sekarang. Ali heran aja cepet banget ya waktu berjalan, Ali ingat banget gadis itu masih TK saat ia berada di bangku kelas 5 SD. Ali lumayan sering kerumahnya karena Kakak dari gadis itu adalah teman sekelas Ali. Sekarang udah gede aja mana bening lagi. Tanpa Ali sadari ada sesuatu yang tumbuh didalam hatinya. Pandangan Ali mengikuti gadis itu ketika turun dari mimbar menuju ke shaf perempuan. Ali segera beristighfar dalam hatinya " Zina mata Ali bego".