"Watashi no namae o shōkai shimasu, Dipna."1 Dipna terus berusaha belajar menggunakan bahasa Jepang meskipun masih sering terbata-bata.
"Watashi no namae o shōkai shimasu, Dipna," ulang Dipna sekali lagi.
Jam dinding di kamar Dipna sudah menunjukkan pukul 19.00, itu artinya lima belas menit lagi Udaya bersama dengan motor kesayangannya akan menjemputnya. Dipna sudah siap sedari tadi dengan setelan favoritnya, kaos putih yang dipadupadankan dengan rok selutut berwarna merah muda, tak lupa sepatu putih yang sudah hampir rusak, tetapi masih sangat suka ia pakai. Seandainya ke sekolah bisa gunakan sepatu putih, sudah pasti ini akan menjadi sepatu andalannya.
Malam yang indah, semesta seakan memberikan restu untuk Dipna dan Udaya menikmati Malioboro bersama. Berjalan berdua menyusuri jalan di bawah bintang-bintang yang turut memancarkan senyum.
Pertama-tama Udaya dan Dipna menikmati jatah berfoto di depan gerbang Malioboro. Malioboro merupakan jantung kota Yogyakarta yang memiliki daya tarik tersendiri apalagi pada malam hari.
"Jangan terlalu banyak fotonya, masih banyak tempat lain," gerutu Udaya yang sebenarnya sudah kehabisan gaya. Betapa cerianya wajah yang dipancarkan Dipna sehingga menghiraukan semua keluhan Udaya.
"Biarkan aku bebas, aku ingin menikmati malam ini bersama sahabatku." Dipna mengedipkan sebelah matanya kepada Udaya membuat Udaya serasa ingin terbang. Ia merasa bahwa harusnya malam ini adalah dunia mereka berdua. Namun, Udaya selalu meyakinkan dirinya bahwa status persahabatan adalah batas antara mereka untuk saling jatuh cinta. Udaya lantas menghela napasnya.
Pemandangan musisi jalanan yang siap menghibur wisatawan semakin mendukung suasan hati Udaya. Dipna menatap Udaya yang sedari tadi menatap seorang gadis menyanyikan sebuah lagu pop milik salah satu band legendaris yang ada di Indonesia.
"Serius banget, sih," ujar Dipna yang berhasil membuyarkan pikiran Udaya.
"Eh, makan, yuk" Udaya mencoba mengalihkan perkataan Dipna. Tanpa basa-basi Dipna menyepakati.
Kawasan Yogyakarta bagian Malioboro semakin memesona dengan jajaran lampu kota mencoba menyaingi cahaya bintang. Taman budaya yang ada di depan mata Dipna dan Udaya biasanya digunakan untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan Yogyakarta, setiap event akan diselenggarakan di tempat ini. Sayang sekali untuk malam ini mereka berdua tak bisa menyaksikannya.
"Mungkin lain kali, ya," harap Dipna.