Arman yang baru tiba di rumah setelah seharian bekerja, hendak memasuki kamarnya. Satu tangannya menenteng tas karton merah dari Anjani tadi.
“Kak!” Baru saja ia membuka pintu, adik perempuannya yang berusia 13 tahun tersebut tiba-tiba muncul dari belakang dan menahan pintu kamarnya.
Arman langsung mendengus kesal. “Apaan sih, Lisa? Kakak mau istirahat, nih.”
Gadis yang duduk di bangku kelas 7 itu menyengir lebar. “Kak beliin aku tiket konser, dong!” Pintanya tanpa basa basi.
“Nggak!” Jawabnya singkat kemudian langsung memasuki kamar dan hendak menutup pintunya.
Gadis remaja itu tak menyerah. Buru-buru ia tahan pintu kamar kakaknya agar tak tertutup. “Kalau nggak … nanti Lisa aduin ke Papa Mama loh.” Ancamnya.
“Aduin apa?” Tanyanya malas.
“Kalau selama ini … Kakak nggak memperlakukan Kak Clara dengan baik, bahkan Kakak sering banget selingkuh.”
“Silakan aja!” Arman tak gentar hanya diancam oleh anak ABG. “Kakak bisa bilang kalau kamu mengada-ada karena nggak dibeliin tiket konser, sekaligus … Kakak juga bisa cerita soal kamu yang nakal, sering bolos sekolah, pacaran mulu, bahkan nggak ngerjain PR. Kakak waktu seumur kamu hidupnya susah. Mana bisa bandel kayak gini.”
Gadis itu hanya mengerucutkan bibir.
“Oiya kata guru-guru di sekolah, Kakak katanya playboy, dari SMP sampai SMA.” Gadis itu seolah tak mau kalah.
“Playboy beda sama suka bolos, Lisa.” Arman berusaha sabar meski sudah kesal setengah mati. “Kakak itu dulu sangat cerdas, nggak pernah bolos apalagi nggak ngerjain PR. Itu namanya nggak bertanggung jawab. Banyak lho anak-anak lain yang mau belajar di sekolah kita.”
“Ya sudah, Lisa janji sekali ini aja minta beliin tiket konser. Soalnya band ini ‘kan cuma sekali-sekalinya datang ke Indonesia.”
Arman kemudian mendekatkan wajahnya kepada adiknya itu. “Kalau gitu, mulai sekarang kamu harus bisa ranking 1, jadi juara umum, jadi juara di setiap perlombaan yang diadakan sekolah, jadi juara olimpiade kayak Kakak dulu, baru Kakak beliin tiket konser.”
“Yaelah, Kak, pembelian tiketnya ‘kan cuma bisa sampai besok lusa.”
“Ya, nanti kita nonton konsernya di negara lain saja. Nggak harus di Indonesia, kan?” Janjinya. “Udah ya, Kakak mau istirahat.”
“Kita? Aku mau nonton sama temen-temenku kali!”