Nekat ae lah!

Kholifah
Chapter #5

Training

Waktu terus bergulir, untuk mematuhi perintah Gusti Alloh. Tak terasa tibalah giliranku untuk melakukan aksi yang lebih dan lebih penting yakni training praktek. Dimana training tersebut adalah hal utama yang menjadi tolak ukur bagiku dan yang lain untuk dinyatakan sebagai seorang Spa terapist.

Uih bukan main sobat, dengan begitu aku tak bisa berhenti menghibahkan senyum, gara-gara dalam pikiranku bergentangan bahwa sebentar lagi, jika Gusti Alloh mengijinkan akan segera dapat pekerjaan sobat . Mengingat sebentar lagi, tinggal menghitung hari , jatah tempat tinggal gratisku akan mendekati masa ekpired sobat.

Dan terus terang seperti yang kau tahu sobat. Gara-gara perkara itu, membuatku merasa resah dan gelisah selama beberapa hari seperti lantunan lagunya marshanda. Sehingga membuat aku sedikit gagal fokus untuk memahami materi teori tentang Spa yang sudah diikuti oleh beberapa gadis yang umurnya berada dibawahku. Tak terasa waktu terus berganti untuk mengikuti perintah Gusti Alloh sobat.

Seiring dengan itu, slow but sure seperti kata nina yang merupakan teman baruku dengan gayanya yang british sobat, sembari memonyongkan bibir untuk mengawali detik-detik kami memulai training praktek. Yah kusebut kami, gara-gara seiring dengan berjalannya waktu, yang menjadi peserta bukan aku seorang. Ada beberapa teman yang menjadi peserta trainer. Aih mereka adalah para gadis muda yang beda umur denganku. Kebanyakan mereka berusia lebih muda sobat. Dan sisanya lebih tua dariku sobat.

Mereka yang lebih muda bernama, Nina, Diana dan Ayu. Mereka lebih muda, gara-gara mereka memiliki paras yang cantik dan aduhai yang tentunya itu semua berkat Rahmad Gusti Alloh yang luas tanpa batas. Yang mampu menciptakan rupa-rupa wajah yang begitu serasi dengan keseluruhan rupa yang pas dan enak dipandang tentu. Aih masih terpampang jelas dalam ingatanku, betapa gagal fokusnya aku, ketika melihat temanku satu per satu karena mereka datangnya tak bersamaan. Aih kalau tak salah mereka datang selisih satu hari, antara yang satu dengan yang lain. Ssst seolah-olah sudah direncankan sebelumnya sobat.

 Heum dihari pertama, entah hari apa ? aku lupa sobat, aku melihat sosok Nina yang datang sebelum jam training sobat. Dan sebagai anak baru dia begitu percaya diri, aih dia yang pertama kali mulai menyodorkan tanganya padaku. Dalam lubuk hatiku sempat kumemuji keberaniannya yang diatas rata -rata. Pokoknya aku acungi jempol pada temanku yang seksi itu. Aih setidaknya itu menurut pengakuannya yang mengatakan bahwa badanya yang subur dan wajahnya yang gembul yang mirip mbak tina toon waktu kecil layak disebut dengan seksi konsumsi. Kala itu, aku yang gagal fokus atau tepatnya tak terlalu fokus pada sekitar karena pikiranku yang melayang ga karuan yang dipenuhi dengan resah dan gelisah menunggu detik-detik masa expired tinggalku di tempat kerja bibi . Walhasil aku hanya menghibahkan senyuman kecil saja. Dan kemudian, kami berjalan beriringan masuk ruangan sembari aku menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan ceritanya yang ngalor-ngidul ga karuan. Dan embuh membahas apa? Aku lupa dan memang kurang fokus. Hari berikutnya aku dan nina menerima kedatangan , temanku yang paling cantik dan paling seksi aduhai yang sebernarya. Aih dia adalah diana.

Heum sebagai gadis yang cantik dan mungkin dia sadar akan kecantikannya sobat. Dia datang lebih dari waktu yang ditentukan sobat . Dan datang dengan penuh rasa percaya diri berdiri diambang pintu sembari menghibahkan senyuman manisnya pada kami dan mengatakan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas keterlambatannya. Kemudian dihari ketiganya adalah giliran Ayu, si gadis osed lugu berasal dari Yogyakarta. Akan tetapi sudah lama menetap di kota Malang. Awal kedatangannya, sama dengan nina , sebelum waktu training masuk. Dan dia, dengan rasa percaya diri yang dibungkus dengan keluguan sudah cerita panjang lebar atau ngalor ngidul hanya untuk membahas tentang latar belakang hidupnya yang penuh drama sobat. Dan kala mendengarnya kami bertiga yang duduk satu kursi denganya hanya mampu melemparkan pandang saja sobat tanpa ada yang menimpalinya. Maklum saja, kami sudah terlanjur bingung.

Heum beda lagi dengan kedatangan satu teman kami yang senior dan tampak berpengalaman yang bernama Mbak reni. Dia datang dengan cara yang spesial sobat. Aih masih terpampang jelas dalam ingatanku , betapa orang itu mampu menyelaraskan wajah dan bentuk badannya yang sempurna yang merupakan Anugerah dari Gusti Alloh dengan dandanya yang bagus ala orang kantoran dan baunya begitu harum. Yah bau harumnya adalah bau parfum kelas wahid, setidaknya itu pengakuan dari Mbak reni usai nina memuji keharuman parfumnya sobat. Ups satu lagi betapa spesialnya dia. Aih dia dikawal langsung oleh orang yang paling berpengaruh di Yayasan . Dia adalah penggede Spa yang namanya adalah bu marta sobat. Aih nama itu, kuketahui setelah berhari-hari training disini. Itu pun diberi tahu oleh diana yang kebetulan tinggalnya tak jauh dari penggede yayasan. Sobat disebutkan pula kalau keikutsertaan mbak reni dikursus ini , bukan untuk kerja tapi untuk membuka Spa 

Wow itulah timpalan kami sobat, saat kami mendengarnya. Tak luput si lugu , maksudnya Ayu langsung nyeplos ingin melamar di tempatnya mbak reni kelak.

"Gampang, kalau sudah mahir." Timpalnya.

Heum dan untuk menjadi mahir sobat, diperlukan aksi yang nyata yang bukan hanya sebatas teori saja. Setidaknya itu adalah sautan dari Ibu nadia yang ikut nimbrung pembicaraan mereka.

Lihat selengkapnya