Usai melakukan proses cuci kaki yang tergolong rumit terspesial untuk kami para peserta tranee baru. Dan berefek cukup buruk untuk kami sobat. Aih kami tak bisa mengelak dari skenario Gusti Alloh yang mengharuskan kami beberapa kali, harus kena semprotan kata-kata yang kurang pantas dari bu nadia. Berulang kali pula, kami diminta untuk menghayati dan menjiwai tiap gerakan massage pada proses cuci kaki . Dimana status kami semua yang amatiran, dalam penglihatan by nadia terlihat grusa-grusa. Upsss terspesial aku dinilai paling terlampau kaku dan grusa-grusu.
Efek dari itu, aku kena giliran untuk praktek massage secara perdana. Heum menjadi perdana bagiku seperti tertimpa musibah atau kata orang sudah jatuh tertimpa tangga sobat. Haduh, parahnya lagi yang membuat resah dan gelisah yang menjadi model adalah Ayu. Dan seperti yang kau tahu sendiri, bagaiamana kebiasaanya yang selalu over lugu dan tak bisa ngempet sesautu dalam hati ? Aih sayangnya aku tak punya pilihan lain, selain nerimo ing pandum atas kehadiran Ayu yang sekonyong-konyong sudah persis didepanku dengan menghibahkan senyuman ketika menjadi modelku sobat.
Upsss maksud dari model di sini adalah menjadi kelinci percobaan untuk merasakan pijat. Bukan menjadi model yang ada dibayangan engkau semua yang penuh dengan kegelamoran yang diisi dengan kegiatan berpose dan merasakan sorotan lampu kilau yang diiringi dengan suara ceprat-cepret. Heum kalau begitu kan asik dan banyak yang mengantri sobat.
Beberapa menit berlalu, skenario dari Gusti Alloh tak bisa terelakan sobat . Haduh, si model mulai melakukan kebiasaanya yang sudah-sudah terjadi, dia sepertinya dengan sengaja menjerit dengan histeris sembari mengaduh. Gara-gara statusku sebagai anak baru yang belum pernah memijat orang sama sekali, tentu saja secara otomatis membuatku menggerakkan tanganku dengan sangat kaku dan ritmenya yang super duper cepat seperti tengah dikejar orang banyak.
Lagi-lagi berefek kurang baik bagiku sobat. Heum dengan keadaan yang resah dan gelisah, beberapa kali posisi badan dan tanganku harus dibenarkan oleh Bu nadia.
Sobat dengan demikian, secara otomatis seolah-olah ada yang mengomando, semua mata temanku tertuju hanya padaku seorang. Aih dalam hitungan beberapa detik saja, aku menjadi pusat perhatian anak trainee. Entah senior maupun junior, membuat aku bertambah nervous . Tak pelak, tanpa perintah dari sistem susunan syarafku, tanganku bergetar begitu hebat. Konon katanya hal itulah yang disebut vibrasi. Haduh betapa menderitanya aku waktu itu, dan mimpi apa aku sebelumnya sampai menjalani skenario hidup begitu memalukan yang mungkin akan tersimpan dalam memori otaku seumur hidup .
Terlebih saat mengingat gaya bu nadia yang masih terpampang jelas las las las dalam ingatanku, bagaimana ekpresinya kala itu. Aih beliau yang berdiri mematung sembari melipat tangan dan menggelengkan kepala secara berulang kali sembari memonyongkan bibir tipisnya yang masih meran merona sobat.
Dan dengan menyelipkan perkataan bahwasanya itu gerakan paling mudah cuma palm pressure atau emek-emek saja, aku tak bisa melakukannya . Apalagi gerakan lain ?
"Kayak begitu ingin cepat kerja!" Sambungnya lagi.
Terus terang kala itu, kuingin menangis dan mengeluarkan air mata sobat. Aih jika saja, adegan tersebut termasuk dalam adegan something. Mungkin akan ada back sound lagunya Mbak Rossa yang tayang di salah satu stasiun televisi sobat. Yah siapa pun yang ada pada posisiku, pasti dilanda resah dan gelisah seperti penggalan lagunya Mbak marshanda. Terutama aku yang menyandang status gadis osed tulen yang terlanjur isinan atau gampang minder. Aku pun mendadak diam tak melakukan gerakan apa pun. Terus terang aku butuh ketenangan untuk mengontrol serta menenangkan diriku.
Dan Ayu yang menjadi sebabnya, menolehkan pandangan penuh sesal padaku. Dia juga mendadak diam, lalu mengatakan kalimat maaf dengan nada suara lugu seperti biasanya. Aku hanya menganggukan kepala tok secara berulang.
Keadaan begitu sepi sunyi tak ada suara apa pun dari kami sobat. Semua hanya melempar pandang penuh dengan rasa emphati padaku sobat. Sontak saja, membuatku semangat untuk mulai lagi melakukan aksi. Masih terpampang jelas dalam ingatanku , kala itu aku meminta bu nadia untuk melanjutkan training masagenya .
Syukur Alhamdulillah berkat Rahmat Gusti Alloh yang luas tanpa batas, bu nadia memberiku suport. Aku pun semangat untuk training dengan cara yang sedikit lebih benar, hingga pada materi inti, yakni pijat swedish . Yah nama massagenya adalah swedish yang mirip dengan nama negara swedia yang ada di benua eropa. Dimana menurut bu nadia, massage tersebut lebih digunakan untuk relaksasi badan.
***
Waktu bergulir ke malam hari, untuk mengikuti perintah Gusti Alloh. Dan aku berada di tempat kerja bibi, aku juga melakukan kepatuhan atas perintah bu Nadia, untuk latihan dan latihan supaya gerakan pijatku tak kaku. Dan yang bertindak sebagai terapist, sudah pasti aku, sedangkan yang menjadi model adalah bibiku. Aku mempraktekan bagaimana proses cuci kaki. Akku melakukan praktek di tempat cucian yang lebih luas dan terbuka. Maksudnya semua penghuni yang ada di kost bisa melihat dengan baik, asalkan semua syaraf mata bekerja dengan baik sobat.
"Wah enak yah, jadi orang kaya." Kata bibiku yang sedang dalam posisi duduk sembari mencelupkan kakinya pada ember.
"Iya bi." Jawabku sembari kutekan bagian telapak kakinya beberapa kali secara perlahan tidak grusa-grusu.
Setelah itu, kakinya yang besar, kuletakkan pada pangkuanku sobat. Heum rasanya sesuatu banget, banget berat. Aih tapi sayang aku tak bisa mengeluh. Aku harus legowo menopang sembari sesekali menghibahkan senyum dan memulai apply scrub mandi pada permukaan kulit kakinya yang ditumbuhi dengan rambut layaknya pria sobat . Dan terus terang itu memerlukan perjuangan yang ektra.
" Sekelku koyok wong lanang yo." Kata bibi.
Aku hanya menghibahkan senyum sembari manggut-manggut.