Angin dingin berembus memasuki jendela Akamar Nelissa. Lamunan Nelissa pun buyar seketika. Lamunan tentang dirinya ketika masih tinggal di kota bersama orangtuanya.
Saat ini, Nelissa tinggal bersama neneknya. Sementara, kedua orangtuanya tinggal dan bekerja di kota. Kesibukan orangtua Nelissa mengharuskan mereka untuk menitipkan Nelissa kepada neneknya.
"Belum tidur, Sayang?" tanya nenek lembut sambil membawa nampan dengan segelas susu panas.
"Belum, Nek," jawab Nelissa.
Nenek meletakkan susu panas itu di meja, lalu duduk di samping Nelissa.
"Sayang, kamu belum terbiasa tinggal jauh dari orangtua. Tapi, bukankah ini rumahmu juga," kata nenek sambil mengusap rambut Nelissa yang bergelombang.
"Iya, Nek ... tapi, Nelly merasa kesepian. Nelly belum menemukan teman yang cocok untuk diajak ngobrol banyak," keluh Nelissa.
"Besok, Nenek akan mendaftarkanmu ke sekolah yang baru dan tidak jauh dari sini. Kamu pasti mendapatkan banyak teman di sana," kata nenek sambil tersenyum.
"Asyik!" seru Nelissa senang.
"Baiklah, Nenek akan menyiapkan susu untuk Kattie. Kamu tidur, ya ... good night! Have a nice dream!" kata nenek.
***
Kukuruyuuuk ...!
Nelissa membuka matanya yang terasa berat. Dia menggeliat meregangkan otot-ototnya sambil menguap. Dia pun turun dari ranjang dan segera membereskan tempat tidurnya. Setelah itu, dia mengambil handuk kuningnya dan berlari ke kamar mandi.
"Good morning, Kak Nelly!" sapa Kattie.
"Good morning, Kattie! How are you today?" balas Nelissa.
"I'm very well, thank you," ucap Kattie sambil berlalu.
Nelissa mandi dengan cepat. Pagi ini, dia akan ikut nenek mendaftar ke sekolah. Setelah berdandan, Nelissa langsung ke ruang makan. Semua sudah berkumpul di sana. Nenek menghidangkan sepiring spageti, piza, dan seteko besar limun segar. Nelissa duduk sambil melamun setelah memasang serbet di lehernya. Dia teringat kepada orangtuanya yang sangat jarang memiliki waktu untuk makan bersama.
"Nelissa, kenapa melamun? Ayo, cepat makan! Nanti, keburu dingin," kata nenek sambil menyodorkan sepiring spageti kepada Nelissa. Nelissa menerima spageti itu dan mulai makan. Kattie terkikik geli melihat Nelissa makan dengan terburu-buru.
"Nek, sarapannya enak sekali," puji Dealy, sepupu Nelissa yang paling kecil. Umurnya baru tujuh tahun. Anaknya lucu, baik, dan penurut.
Jam menunjukkan pukul tujuh tepat. Nenek segera mengenakan topinya dan bersiap-siap pergi bersama Nelissa.
"Sepupuku, aku pergi dulu dengan Nenek, ya!" pamit Nelissa kepada sepupu-sepupunya.
"Kakak mau ke mana?" tanya Kattie penasaran.
"Aku mau daftar sekolah," jawab Nelissa.
"Oh ... baiklah," kata Kattie.
"Let's go, Nelissa!" ajak nenek semangat.
Nelissa berjalan sambil tertawa riang. Dia sudah tidak sabar untuk bersekolah, mendapat ilmu, dan tentunya ... teman-teman baru.
***
"Permisi, selamat pagi!" ucap nenek.
"Oh, selamat pagi!" sahut orang-orang yang berada di ruangan administrasi sekolah.
"Ada perlu apa, ya?" tanya kepala sekolah. Nelissa tahu orang itu kepala sekolah dari name-tag yang bertuliskan "Principal: Jack Walter".
"Saya ingin mendaftarkan cucu saya," kata nenek.
Nelissa mengamati ruangan itu. Semuanya serbalengkap. Pasti SPP-nya mahal, batin Nelissa sedih.
"Nelissa, kamu diterima menjadi murid di sini, di kelas 6C. Kamu dapat mulai bersekolah hari ini pukul sepuluh. Tapi, kamu harus sudah datang dari pukul sembilan. Apa kamu senang?" tanya nenek sambil tersenyum.