Pagi itu, Mas Arka mengajakku ke suatu tempat. Dia sama sekali tak memberi tahu tujuannya ke mana.
"Rumah siapa, Mas?"
"Paman."
"Oh. Adiknya Ibuk?"
"Ya."
"Adiknya Bik Lasmi juga?" tanyaku.
"Dari mana kamu tahu?"
"Eh?"
"Dari mana kamu tahu, Dek?"
"Dari Nenek, Mas."
Mas Arka sudah tak perlu lagi heran kenapa aku tahu hubungan antara ibu mertua dengan Baik Lasmi.
***
Bik Lasmi sedang menyapu halaman. Di sudut luar rumah, sudah dikumpulkan sampah dedaunan yang sudah mengering. Bik Lasmi begitu rajin dan patuh sebagai seorang pembantu di rumah nenek.
Mumpung tidak ada orang, sebaiknya menghampirinya untuk memberikan beberapa pertanyaan untuk memecahkan rasa penasaran yang masih mengganjal.
"Bik, aku mau tanya."
"Tanya apa, Mbak?"
"Jangan panggil, Mbak. Panggil nama saja."
"Tidak mau. Nanti Bu Lisma marah."
"Kalau tidak ada ibuk, Bibik boleh memanggil nama saja. Bagaimana?"