Kami bertiga duduk di ruang tamu. Pak ustadz Ahmad menjelaskan tentang makhluk yang ada dalam tubuh istriku. Karena itu pula aku menceritakan jika sebenarnya teror nenek tua itu bukan hanya kali ini melainkan sudah berapa kali bahkan di rumah kami dahulu, tetapi masih belum seberapa.
Terkadang juga aku selalu merasa aneh dengan sikap istriku, hanya saja aku menganggap jika istriku tengah bad mood saja. Selain itu aku selalu merasa jika setiap aku bercinta bukan dengan dirinya. Ada saja yang berbeda, seperti malam itu.
"Mah, kenapa diam saja?" Aku bertanya padanya yang tengah menatap pantulan wajahnya dari cermin rias. Dia sudah berdandan dengan mengenakan pakaian tidurnya.
Aku duduk di tepian ranjang di belakang istriku dengan menatap wajahnya juga dari cermin.
Lalu Larasati tersenyum aneh dan tiba-tiba berdiri menghadap padaku. Sejurus kemudian dirinya menerjang tubuh yang belum siap ini. Kami berdua terjatuh ke atas tempat tidur dengan Larasati menindih tubuhku.
"Hihihi." Lalu Larasati tertawa aneh. Matanya serta gerak tubuhnya mendadak binal menggodaku. Setahuku istriku sangat pemalu mengenai hal ini. Dia tak akan langsung berbuat seperti sekarang.
Hanya saja, aku lelaki, melihat istriku bersikap agresif seperti itu aku justru bahagia dan menikmati setiap sentuhannya.
Sayangnya, ketika aku mengetahui jika istriku memiliki khodam dan khodam tersebut sesosok nenek tua yang kulihat tadi di dapur, rasanya menjadi merinding dan jijik.
"Pak ustadz, apa mungkin jika kami belum mempunyai momongan juga karena ulah khodam yang ada pada istriku ini?" Kutanya Pak ustadz Ahmad yang lantas mengehela napas berat.
"Wallahu alam, Pak. Semuanya atas kehendak Allah SWT. Saya tidak berani menyimpulkan, tetapi untuk kebaikan bapak dan ibu saran saya, ibu harus dibersihkan."
Aku berpikir sejenak, dibersihkan seperti apa? Apa harus diruqyah seperti yang ada di TV-TV?
"Dibersihkan bagaimana, Pak ustadz?"
"Istri Bapak harus di ruqyah. Khodam yang ada pada diri istri bapak itu bukan khodam perlindungan. Ngomong-ngomong apa bapak tahu jika istri bapak bagaimana caranya bisa mendapatkan khodam seperti itu?"
"Saya tidak tahu sebenarnya. Karena memang istri saya tidak pernah bercerita. Setahu saya juga istri bukan penganut ilmu-ilmu seperti itu."
Lalu Pak ustadz Ahmad diam sejenak. "Apa mungkin khodam turunan?"
"Khodam turunan, maksudnya?"
"Khodam turunan adalah khodam yang diwariskan oleh orang tuanya terdahulu. Seperti ilmu kebal, ilmu pelet atau ilmu pesugihan. Saya tidak menuduh keluarga istri bapak, tetapi coba saja tanyakan padanya sekaligus meminta agar dia bersedia dibersihkan."
Sungguh aku terkejut mendengarnya. Masa iya keluarga istriku adalah penganut ilmu-ilmu seperti itu? Jika iya mengapa Larasati tidak pernah bercerita tentang itu padaku? Atau dirinya juga tidak mengetahuinya?
"Baiklah, nanti saya coba tanyakan padanya, terima kasih atas waktu dan sharingnya Pak ustadz. Nanti saya kabari lagi jika ada hal yang perlu saya sampaikan."
"Iya silakan Pak. Oh ya, saya sarankan untuk perlindungan diri bapak dan istri, coba sepanjang waktu nyalakan kaset Tilawatil Quran terutama tentang ayat-ayat ruqyah. Selain itu bapak Istiqomahkan untuk mengaji setiap lepas waktu salat. Berdzikir dan meminta perlindungan pada Allah. Setiap melakukan sesuatu apalagi yang berkaitan dengan istri bapak, lebih baik mengawali dengan baca bismillah dan mohon perlindungan-Nya."