Neon Drift

Penulis N
Chapter #6

6

Setelah berhasil mematikan NeuroNet, Vex, VX-01, dan Spectra kembali ke markas rahasia mereka. Namun, kemenangan ini terasa seperti sebatang lilin yang menyala di tengah badai gelap — sementara mereka menyingkirkan satu ancaman, NexTech belum menyerah dan masih menyimpan banyak rahasia kelam.

Vex duduk di kursi logam, menatap layar holografik yang menunjukkan data-data yang berhasil mereka unduh dari pusat kendali NeuroNet. Data itu sangat kompleks, berisi blueprint teknologi canggih dan catatan riset rahasia yang tak pernah dipublikasikan. Di antara berlembar-lembar kode, satu nama terus berulang: Dr. Kaelan Voss.

"Dr. Kaelan Voss..." gumam Vex. "Nama itu sering muncul dalam semua dokumen NexTech. Sepertinya dia adalah otak di balik teknologi kendali pikiran ini."

VX-01 memiringkan kepala. "Apakah dia masih hidup? Atau mungkin sudah menjadi bagian dari sistem yang mereka bangun?"

"Saatnya kita mencari tahu," jawab Spectra, menatap kedua sahabatnya dengan mata penuh tekad. "Aku akan mencoba menelusuri jejak digitalnya melalui jaringan bawah tanah. Sementara kalian bisa menyiapkan strategi untuk bertemu langsung dengan orang yang kita cari."

Malam itu, Vex dan VX-01 memutuskan untuk mengunjungi sebuah tempat yang tidak tercantum dalam peta resmi kota — laboratorium rahasia yang dikabarkan menjadi tempat eksperimen ilegal NexTech. Lokasi itu tersembunyi di bawah kawasan kumuh di pinggiran Neuropa, terlindung dari pengawasan resmi.

Jalanan di sekitarnya remang-remang dan dipenuhi bayangan gelap. Vex menarik jaketnya lebih erat, menyesuaikan dengan suasana mencekam yang menyelimuti.

"Ini tempat yang berbahaya," kata VX-01 dengan suara rendah. "NexTech masih punya banyak kaki tangan di sini."

"Tidak ada pilihan lain," sahut Vex, matanya tajam menyapu lingkungan sekitar. "Jika kita ingin mengakhiri semua ini, kita harus berani menembus kegelapan."

Mereka menyelinap masuk lewat pintu samping yang terbuat dari baja tua, penuh karat. Di dalam, deru mesin dan suara berdengung mengisi ruang besar yang penuh tabung-tabung berisi cairan misterius. Cahaya hijau neon menyinari lorong-lorong sempit, memperlihatkan berbagai perangkat teknologi yang jauh lebih maju daripada yang pernah mereka lihat.

Tiba-tiba, sebuah suara dingin memecah keheningan. "Aku sudah menunggumu, Vex."

Seorang pria muncul dari bayangan, sosok tinggi dengan jas hitam rapi dan tatapan dingin yang menusuk.

"Kaelan Voss," bisik Vex dalam hati. "Dia nyata."

Pria itu tersenyum tipis. "Kau mungkin bertanya-tanya mengapa aku melakukan semua ini. Jawabannya sederhana: dunia ini membutuhkan pengendalian agar tidak hancur."

"Pengendalian?" Vex mengepalkan tangan. "Dengan menghilangkan kebebasan dan mengorbankan manusia? Itu bukan solusi, Kaelan."

Kaelan menatap tajam. "Bebas tapi kacau. Pilihanku adalah stabilitas. Jika kau ingin menghentikanku, kau harus siap menghadapi konsekuensinya."

Pertarungan pikiran dan teknologi pun dimulai, di mana Vex harus mengandalkan insting dan kecerdikannya untuk mengalahkan Kaelan. Dalam pertempuran itu, rahasia masa lalu Vex mulai terkuak—bagaimana sebenarnya keluarganya terlibat dalam eksperimen NexTech dan bagaimana dirinya menjadi bagian dari perang ini.

Dengan keberanian dan bantuan VX-01 serta Spectra yang mengawasi dari luar, Vex berhasil menggagalkan rencana Kaelan untuk mengaktifkan versi baru NeuroNet yang lebih berbahaya.

Namun, Kaelan menghilang dalam ledakan yang mengguncang laboratorium, meninggalkan teka-teki yang belum terpecahkan.

Di luar, fajar mulai menyingsing, memberi harapan baru bagi Neuropa. Meski ancaman masih mengintai, Vex tahu mereka telah menapaki jalan yang benar.

Perjalanan untuk mengembalikan kebebasan manusia baru saja dimulai.

Ledakan di laboratorium itu masih membekas dalam ingatan Vex. Suara dentuman keras, debu yang berterbangan, dan bau hangus yang menusuk hidung—semua itu membuatnya sadar betapa berbahayanya misi yang sedang dijalankan.

Vex duduk di sudut ruangan kecil di markas rahasia mereka, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Di depannya, layar holografik memutar rekaman potongan video dari dalam laboratorium sebelum ledakan. Di situ terlihat Kaelan Voss, sosok pria dengan wajah dingin yang kini semakin misterius.

"Siapa sebenarnya Kaelan?" tanya Vex pada dirinya sendiri. "Mengapa ia begitu yakin dengan visinya, meski harus mengorbankan kebebasan orang banyak?"

Spectra datang membawa secangkir kopi sintetis dan duduk di samping Vex. "Aku sudah menelusuri data yang kita ambil dari laboratorium. Ada sesuatu yang mungkin bisa menjelaskan motif Kaelan."

Vex mengangkat alisnya. "Apa itu?"

Spectra mengusap layar sentuh holografik, memperbesar sebuah dokumen rahasia berisi catatan harian yang ditulis tangan. "Ini catatan pribadi Kaelan. Dia bukan hanya ilmuwan jenius, tapi juga seorang pria yang pernah mengalami tragedi besar."

Lihat selengkapnya