Vex menatap gelapnya kanal bawah tanah yang terbentang di depan mereka. Suara mesin perahu kecil yang melaju perlahan menjadi satu-satunya yang mengisi kesunyian. Tapi di dalam benaknya, keraguan dan ketegangan bergemuruh.
"Kita sudah berhasil keluar dari jebakan NexTech, tapi aku merasa... sesuatu tidak benar," bisik Vex pelan, matanya menatap Nyx yang duduk di sampingnya, wajahnya tak kalah tegang.
Nyx mengangguk pelan, "Aku juga merasakannya. Ada sesuatu yang tersembunyi, dan aku tidak yakin kita bisa percaya pada semua orang di tim ini."
Spectra yang duduk di depan memperhatikan layar kecil di tangannya, sesekali mengetuk layar dengan jari, berusaha menghubungkan sinyal untuk memastikan jalur komunikasi mereka aman.
Rylan tetap diam, matanya tertuju ke depan, tetap waspada meski raut wajahnya tak banyak menunjukkan emosi.
Vex menghela napas, "Kita harus tetap fokus. Jalan keluar masih panjang, dan NexTech tidak akan berhenti mengejar."
Perahu meluncur pelan menembus gelapnya kanal yang berkelok-kelok. Lampu kecil di kapal menerangi sebagian permukaan air yang beriak pelan, menciptakan bayangan yang berputar-putar di dinding beton kanal.
Tiba-tiba, dari sudut matanya, Vex menangkap gerakan mencurigakan di balik kegelapan. Sesosok bayangan melompat cepat dan menutup jalan di depan perahu.
"Serangan?" seru Rylan sambil meraih senjatanya.
Namun, bayangan itu tidak menyerang. Dia berdiri di depan mereka, sosok wanita berjaket hitam dengan tatapan dingin dan penuh teka-teki. "Berhenti! Aku tidak mau melawan kalian," katanya pelan, tapi tegas.
Vex menegang, "Siapa kau? Kenapa muncul tiba-tiba?"
Wanita itu menatap mereka satu per satu, "Namaku Zaira. Aku dari kelompok pemberontak yang selama ini diam-diam berperang melawan NexTech dari dalam."
Nyx mencondongkan badan, "Kalau benar, kenapa baru sekarang kalian muncul? Apa tujuan kalian sebenarnya?"
Zaira menghela napas, "Karena aku sudah lama mengawasi kalian, dan aku tahu kalian juga berjuang untuk membongkar kebenaran NexTech. Tapi kalian harus hati-hati, di antara kalian ada yang tidak sepenuhnya loyal."
Vex tercengang. "Maksudmu... pengkhianat?"
Zaira mengangguk pelan, "Ya. Ada yang menyusup ke dalam tim kalian, memberikan informasi kepada NexTech."
Rylan menatap tajam ke arah Spectra, membuat suasana menjadi tegang. Namun, Spectra tetap tenang dan membalas tatapan itu tanpa ragu.
Vex mengangkat tangan, mencoba menenangkan suasana, "Kita tidak boleh saling menuduh tanpa bukti. Kita harus cari tahu siapa yang berkhianat."
Zaira berjalan mendekat, "Aku bisa membantu kalian. Aku punya informasi tentang markas NexTech yang belum kalian ketahui. Tapi kalian harus percaya padaku."
Nyx bertukar pandang dengan Vex. "Kalau begitu, kita butuh bukti dan strategi yang jelas. Kita tidak bisa menyerah pada dugaan."
Perahu terus melaju, meninggalkan tempat pertemuan yang penuh ketegangan itu. Di dalam benak Vex, pikiran tentang pengkhianatan dan rencana besar NexTech terus berputar.
"Ini bukan hanya soal melawan NexTech," pikir Vex. "Tapi juga soal siapa yang bisa kita percaya dalam pertempuran yang semakin gelap ini."
Di balik bayangan kanal, nasib Neon Drift dan semua yang mereka perjuangkan masih tergantung pada satu keputusan — mempercayai atau tidak pada sekutu baru, dan menghadapi pengkhianatan yang mungkin datang dari dalam.
Suara mesin perahu kecil berderak lembut di kanal yang sempit. Vex duduk di sudut perahu, matanya menatap kosong ke gelapnya terowongan, memikirkan kata-kata Zaira tentang pengkhianatan. Ia mencoba mengurai potongan-potongan informasi yang baru saja didengarnya, mencari pola dalam ketidakpastian.
Di sebelahnya, Nyx terus mengawasi sekitar dengan tatapan waspada. Rylan masih terlihat tegang, tangan kanannya terkepal erat di pangkuan, siap dengan senjatanya. Sedangkan Spectra sibuk mengatur alat komunikasi kecil yang mereka bawa.
Zaira duduk di depan, wajahnya tenang namun penuh rahasia. "Aku punya data rahasia tentang laboratorium NexTech yang tidak ada dalam peta resmi. Di sana, mereka mengembangkan sesuatu yang bisa mengubah segalanya," katanya pelan.
Vex menatapnya tajam, "Apa maksudmu?"
Zaira menghela napas. "Mereka sedang menciptakan teknologi kontrol pikiran. Jika mereka berhasil, NexTech akan bisa mengendalikan seluruh penduduk kota, bukan hanya yang ada di wilayah mereka."
Nyx mengernyit. "Itu gila. Kalau benar, kita harus segera menghentikannya."
Rylan menambahkan, "Tapi bagaimana kita bisa masuk ke laboratorium itu? NexTech pasti ketat penjagaannya."
Zaira mengangguk, "Aku sudah punya rencana. Tapi kita perlu mengumpulkan lebih banyak intel dan mencari jalur rahasia."