Seraph berdiri di depan Vex dengan tatapan tajam, namun ada rona kelelahan di wajahnya. "Sudah lama aku tidak keluar dari persembunyian. NexTech bukan hanya punya pasukan drone dan robot pemburu, mereka juga punya sistem keamanan siber yang jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan."
Vex mengangguk, matanya menyapu ruang kosong di sekitar pelabuhan tua itu. "Itulah mengapa kami butuh kamu. Keahlianmu dalam dunia maya adalah satu-satunya senjata yang bisa menembus benteng NexTech."
Seraph mengeluarkan sebuah perangkat kecil dari saku jaketnya. "Ini alat yang aku buat untuk mengakses server NexTech tanpa terdeteksi. Tapi aku perlu data terbaru tentang jaringan internal mereka."
Rylan yang sudah tiba lebih dulu bersama Zaira dan Nyx mendekat. "Kita sudah mengumpulkan intel dari berbagai sumber. Tapi NexTech terus memperbarui sistemnya. Mungkin kita harus melakukan penyusupan fisik ke dalam Menara Sirius untuk mendapatkan akses langsung."
Alaric muncul dari bayang-bayang, membawa peta holografik kota. "Aku sudah menyiapkan rencana infiltrasi. Tapi ini bukan operasi yang bisa dilakukan sembarangan. Setiap langkah harus presisi, karena di dalam Menara itu, kematian adalah taruhan paling realistis."
Nyx menghela napas, "Kita semua sadar risikonya. Tapi ini satu-satunya cara untuk menghentikan NexTech dan membebaskan Neon City."
Seraph menatap peta, lalu mengangguk pelan. "Aku bisa menonaktifkan sistem keamanan dari dalam. Tapi aku perlu waktu dan perlindungan penuh selama operasi itu berlangsung."
Vex menatap ke arah semua anggota Neon Drift. "Kita harus bekerja sama, bertarung bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan pikiran dan keberanian."
Mereka pun mulai membagi tugas. Seraph akan menjadi jembatan mereka ke dunia maya NexTech, sementara Alaric, Vex, dan tim infiltrasi lain akan menyiapkan operasi fisik ke Menara Sirius.
Malam itu, Neon Drift berkumpul di markas rahasia mereka untuk mempersiapkan misi besar. Suasana tegang, namun semangat juang membara di setiap mata.
Vex berdiri di depan semua anggota, "Ini bukan hanya pertempuran untuk kita, tapi untuk semua orang yang hidup di bawah bayang-bayang NexTech. Setiap detik kita tunda, mereka semakin kuat."
Zaira menatap Vex dengan serius, "Kita tidak bisa gagal. Jika NexTech berhasil meluncurkan perangkat itu, semua akan berubah menjadi budak teknologi tanpa kemauan."
Rylan membuka data terbaru dari jaringan bawah tanah. "Ada sedikit celah dalam sistem mereka di lantai 53 Menara Sirius. Kita harus masuk lewat sana."
Seraph memperlihatkan alat hacking-nya, "Dengan ini, aku bisa menonaktifkan kamera pengintai dan drone di sekitar area itu selama 10 menit. Itu waktu kita untuk masuk dan mengambil data utama."
Alaric memeriksa senjata dan peralatan tempur yang dibawa oleh tim. "Kita harus bergerak cepat dan tanpa suara. Jangan biarkan NexTech mengetahui kehadiran kita sebelum waktunya."
Pukul 22.00 malam, tim Neon Drift bergerak menuju Menara Sirius dengan kendaraan listrik yang sunyi. Lampu neon kota memantul di kaca kendaraan, menciptakan bayangan yang seperti hantu di dinding jalan.
Vex duduk di kursi depan, matanya tetap fokus ke jalan. "Ini saatnya membalik keadaan," katanya pelan.
Setibanya di Menara Sirius, mereka menyelinap masuk melalui pintu layanan yang sudah dipantau sebelumnya oleh Rylan dan Seraph.
Langkah mereka tertahan saat sebuah drone pengintai muncul dari balik sudut. Seraph dengan cepat mengaktifkan alatnya dan drone itu mati mendadak, jatuh ke lantai tanpa suara.
"Berhasil," bisik Seraph, namun ketegangan tetap menyelimuti ruang sempit itu.
Mereka naik ke lantai 53 dengan lift khusus yang terhubung langsung ke server pusat NexTech. Setiap lantai yang dilewati terasa seperti ujian nyawa.
Di lantai itu, mereka menghadapi pasukan keamanan NexTech yang bersiaga. Dengan strategi yang sudah direncanakan, mereka berhasil melumpuhkan penjaga tanpa menimbulkan suara gaduh.
Seraph mulai mengakses jaringan internal melalui terminal yang tersembunyi di ruang server. "Aku butuh waktu sekitar lima menit untuk menjebol firewall mereka."
Waktu berjalan pelan, detik demi detik seperti menusuk kulit. Vex dan Alaric berjaga di depan pintu, waspada terhadap kemungkinan kedatangan musuh.
Tiba-tiba alarm menyala, lampu berubah menjadi merah berkedip. "Kita ketahuan!" seru Nyx dari dalam terminal.
Pasukan NexTech segera mendekat dengan perlengkapan lengkap dan senjata mematikan.
Vex memberi isyarat ke tim, "Bertarunglah! Kita harus lindungi Seraph sampai dia selesai!"
Pertarungan sengit pun pecah di lantai 53. Ledakan, tembakan, dan teriakan menggema di dalam gedung megah itu.
Alaric dengan cekatan melumpuhkan musuh satu per satu, sementara Vex dan Zaira menutup pertahanan.
Seraph terus fokus di depan terminal, jarinya menari di atas keyboard, memaksa firewall NexTech runtuh satu per satu.
Dalam detik-detik kritis itu, pikiran Vex melayang ke masa lalu, ke alasan mengapa ia memilih jalan ini — demi kebebasan, demi kota yang pernah menjadi rumahnya.
"Firewall hampir terbuka," suara Seraph terdengar penuh harap.
Akhirnya, layar di terminal berubah menjadi hijau. Data utama NexTech berhasil diunduh.
"Tugas selesai! Kita harus keluar dari sini sekarang!" Seraph berteriak.
Tim Neon Drift berhasil keluar dari Menara Sirius dengan bekal data penting yang bisa menghancurkan NexTech. Namun, mereka tahu pertempuran sebenarnya baru saja dimulai.
Di luar, lampu neon kota kembali berkelap-kelip. Neon City mungkin masih bertahan, tapi kegelapan terus mengintai.
Vex menatap cakrawala, berkata dalam hati, "Ini bukan akhir. Ini baru permulaan."
Kendaraan listrik Neon Drift melaju pelan meninggalkan Menara Sirius yang masih dijaga ketat oleh pasukan NexTech. Suasana di dalam mobil penuh ketegangan, napas setiap anggota terasa berat, meski misi berhasil.