NEON (Ne)

riskafitrianis
Chapter #4

Part 04 | Ne - Neon Al-Baron

"Setiap orang pasti menyimpan rahasia yang tidak bisa diceritakan pada orang lain. Walau orang terdekatnya sekalipun.

====

Malam harinya di warung kopi dekat SMA Cakrawala, anggota Orion sedang berkumpul. Mereka menikmati malam ini dengan secangkir kopi beserta gorengan milik pak Iman. Sama seperti biasanya, warung ini dipenuhi oleh kalangan remaja sebaya mereka. Terutama murid-murid SMA Cakrawala.

Apalagi cuaca malam ini sangatlah mendukung. Dengan langit yang sedikit mendung. Sangat pas untuk menikmati secangkir kopi panas dan juga gorengan hangat. Benar-benar nikmat bukan?

"Lo suka sama Eira anak baru itu Yon?" Tanya Nahfiz membuka pembicaraan sambil menyeruput kopi miliknya.

Neon yang saat itu sedang memainkan gitar miliknya langsung menoleh. Memindahkan gitar yang semulanya berada di pangkuannya ke kursi disampingnya. "Menurut lo?" Ia tersenyum, sangat manis. Hingga membuat ketiga temannya menyipit curiga.

"Kalau lo cuma mempermainkan dia mending nggak usah. Cewek mudah baper bro." Untuk manusia seperti Verdy, dia berbicara dengan serius. Tak lupa tepukan persahabatan di bahu kiri Neon.

"Jangan jadiin dia pelarian." Ravel ikut menimpali.

Rahang Neon tiba-tiba saja mengeras. Ia mengepalkan tangan kanannya. "Lo semua, nggak tau apa-apa."

Suasana yang tadinya hangat berubah menjadi tegang. Mereka tahu, Neon pasti tidak akan suka dengan topik pembicaraan ini. Namun, sebagai teman setidaknya mereka harus saling menasehati jika ada salah satu dari teman mereka yang tidak berjalan kealurnya.

"Kita tau lo lagi terpuruk Yon. Tapi semua ini nggak bener. Apalagi dia, sedikit mirip dengan Eira kan?" Nahfiz tetap saja melanjutkan. Ia tidak akan berhenti sebelum Neon sadar akan tindakannya.

"Lo nggak tau apa-apa." Neon mendesis.

"Kalau gue nggak tau apa-apa, coba kasih tau gue. Biar gue dan yang lainnya bisa tau segalanya." Nahfiz membalas dengan nada menantang.

"Lo pada, nggak perlu tau." Mata Neon memerah, berusaha menahan amarah yang sedang menguasainya.

Nahfiz tertawa sumbang. "Gue perlu tau. Karena gue suka Eira, pada pandangan pertama."

Bugh

Satu pukulan langsung mendarat di wajah Nahfiz akibat ulah Neon. "Eira itu, milik gue." Neon berbicara dengan penuh penekanan.

Nahfiz mengusap bekas pukulan Neon di wajahnya menggunakan ibu jari kanan miliknya. "Tapi dia bisa terluka jika dia tau, alasan Lo deketin dia Yon"

"Lo!" Neon langsung saja mencengkram kerah baju Nahfiz. Untung saja langsung dilerai oleh Ravel dan Verdy yang sejak tadi hanya menonton.

Nahfiz langsung merapikan bajunya bekas cengkeraman Neon. Ia tidak berusaha membalas perbuatan Neon barusan. Dia tau, Neon sedang tidak baik-baik saja.

Karena tidak mau berdebat lagi, Neon lebih memilih meninggalkan teman-temannya. "Titip gitar gue."

Neon mengendarai Motornya membelah jalanan kota Pekanbaru. Ia melaju dengan abstrak, tanpa tahu kemana arah tujuannya.

Cukup lama dia berkendara, akhirnya motor ninja berwarna hitam miliknya berhenti tepat di tengah jembatan Siak IV. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru jembatan. Matanya menyipit, ia melihat seluet gadis dengan rambut diikat menggunakan ikat rambut berwarna biru serta baju kaos berwarna putih. Siapa gadis itu? Neon bertanya dalam pikirannya. Tapi dilihat dari postur tubuhnya, dia seperti mengenali gadis itu. Mungkinkah itu,-

Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Neon berjalan menuju ke arah cewek tersebut. Melompati pembatas jembatan, hingga dia akhirnya tiba disamping cewek itu.

Lihat selengkapnya