NEON (Ne)

riskafitrianis
Chapter #12

Part 12 | Ne - Sesaat

"Kadang jatuh cinta bisa membuat manusia berkali-kali patah."

=====

Bagi sebagian orang, pelajaran olahraga merupakan hal yang paling ditunggu di sekolah. Alasannya cukup sederhana, pada jam olahraga mereka tidak perlu menguras otak untuk memikirkan bagaimana rumitnya rumus matematika atau mata pelajaran lainnya.

Hari ini materi olahraga untuk kelas 12 MIPA 4 adalah basket. Mereka diajarkan cara men-drible bola dan juga shooting. Mereka berlatih secara bergantian atas arahan dari pak Syamsul selaku guru olahraga. 

Setelah cukup lama berlatih, pak Syamsul menyuruh mereka untuk beristirahat. Waktu yang tersisa dari jam olahraga boleh digunakan untuk ke kantin atau berganti pakaian.

Mendengar himbauan dari pak Syamsul, Eira langsung menyeka keringat yang membasahi wajahnya. Ia duduk selonjoran di tepi lapangan. Tak berselang lama setelahnya, Nindy tiba-tiba datang lalu duduk di samping Eira. 

"Kantin yuk," ajak Nindy. Ia mengibas-ngibaskan baju olahraga yang ia kenakan, merasa gerah karena matahari cukup terik siang ini.

"Bentaran lagi, capek gue." Ucap Eira. Ia kemudian menidurkan tubuhnya di lapangan dengan tangan sebagai bantalan. Eira memejamkan matanya.

"Ngapain lo tiduran di sini?" Tanya Nindy. 

"Serah gue lah," balas Eira.

"Whatever," ucap Nindy. Ia lagi tidak mau berdebat dengan Eira.

Tanpa diketahui oleh Eira, Neon datang membawa dua botol minuman ditangannya. Cowok itu menyuruh Nindy untuk pergi dari sana. Setelah kepergian Nindy, Neon segera berjalan pelan ke arah cewek itu. Neon duduk di samping Eira tanpa menimbulkan suara. 

Neon menempelkan botol minuman dingin di tangannya pada pipi Eira. Cowok itu kemudian bertopang dagu menggunakan tangan yang lainnya untuk menatap Eira dengan intens. 

Karena merasa dingin di wajahnya, Eira langsung membuka mata. Ia segera duduk dan menatap sekitar. "Neon? Nindy mana?"

"Saya suruh pergi," jawab Neon sambil membuka botol minuman lalu memberikannya pada Eira. 

"Buat gue?" Tanya Eira.

"Menurut lo?"

"Mungkin," jawab Eira tak yakin.

Mendengar jawaban dari Eira, membuat Neon merasa gemas. Ia langsung mengacak-ngacak rambut Eira hingga menjadi berantakan. 

"Neon rambut gue!" Kesal Eira. Ia mencebikkan bibirnya sambil berusaha merapikan tatanan rambutnya kembali. 

Neon terkekeh, ia meletakkan botol minuman di tangannya. "Sini saya rapiin."

Neon mengambil alih pekerjaan Eira. Ia mengikat rambut Eira dengan lihai, seolah sudah ahli dalam melakukannya.

"Ra."

"Hmm."

"Jalan yuk," ajak Neon setelah mengikat rambut Eira.

"Kan lagi sekolah." Jawab Eira polos.

Lihat selengkapnya