Sulit bukan berarti tidak bisa karena jika ada kemauan, di situ juga ada jalan.
* * * * *
"Ah! Aku tahu jawabannya." Seru Devan.
Mata Rhea langsung berbinar. "Apa jawabannya, Kak?"
"Kekuatan. Kita membutuhkan kekuatan untuk melawan musuh. Tapi kita tidak bisa melihat bentuk kekuatan." Jelas Devan.
Dirga menganggukkan kepalanya. "Masuk akal."
"Meskipun 'kekuatan' memiliki 8 huruf, tapi huruf-huruf yang kita temukan enggak bisa membentuk kata kekuatan. Hanya ada L - O - A - A - A - B - S - K" Rhea menunjukkan huruf-huruf yang mereka temukan.
Devan menghela nafas berat. Baru saja dia mendapatkan harapan tapi sudah dihempaskan begitu saja. "Rhea benar. Huruf-huruf ini enggak bisa jadi kata 'kekuatan'. Kita harus pikirkan lagi."
Dirga menggelengkan kepalanya. "Enggak, Devan. Jawabanmu sudah benar. Hanya saja jawaban itu menggunakan bahasa lain."
Devan memicingkan matanya. "Bahasa lain? Bahasa apa?"
"Kak Dirga tahu jawabannya?" tanya Rhea penuh harap.
"Aku tahu jawabannya, Rhe. Kita gunakan bahasa Jawa Kuno."
"Maksudmu kita artikan kata 'kekuatan' ke dalam bahasa Jawa Kuno?" tanya Devan.
"Benar. Kata 'kekuatan' dalam bahasa Jawa Kuno adalah balakosa." Jawab Dirga.
"Balakosa?" gumam Devan mengulangi ucapan Dirga. Laki-laki itu menata huruf demi huruf hingga membentuk kata 'balakosa'.
"Hurufnya pas." Ucap Rhea dengan nada senang.
"Aku akan coba membuka gemboknya." Devan berlari menghampiri pintu.
Laki-laki itu meraih gembok itu dan menggerakkan deretan huruf itu untuk membentuk kata Balakosa. Saat Devan selesai membentuk kata 'balakosa', seketika gembok itu terbuka. Wajah Devan berubah cerah karena berhasil memecahkan teka-teki yang mengancam jiwa mereka.
"Kita berhasil. Kita bisa keluar sekarang." Ucap Devan menyingkirkan gembok itu dan membuka pintu.
"Akhirnya." Ucap Rhea sebelum akhirnya jatuh pingsan.
"RHEA!!!" Seru Devan berlari menghampiri Rhea.
"Aku akan bawa dia keluar dulu. Bisakah kamu tolong yang lain, Dirga?" tanya Devan meraih tubuh Rhea dalam gendongannya.
Dirga menganggukkan kepalanya. "Tenang saja. Aku akan bawa yang lain keluar."