Neophyte : The Destroyer Weapon

Quinceline
Chapter #19

18.Bola Air Raksasa

Hidup seperti dalam perang. Kita harus memikirkan strategi tepat untuk menghadapi musuh yaitu masalah.


* * * * *


Saat sampai di kamar, tatapan Rhea tertarik pada sesuatu yang berada di tengah ruangan. Terlihat sebuah bola raksasa yang terbuat dari air berada di tengah ruangan. Yang membuat Rhea semakin tertarik adalah ada tubuh Devan di dalamnya. Rhea segera menghampiri Arya yang terlihat ketakutan.


“Ada apa ini Kak Arya?”


“Aku juga enggak tahu, Rhe. Tadi saat Isha dibawa oleh tentara, Devan benar-benar marah dan mengamuk. Setelah tentara itu membawa Isha pergi, tiba-tiba banyak air berkumpul di sekeliling Devan dan jadi seperti ini.” Jelas Arya.


Tatapan Rhea tertuju pada Devan yang tidak bergerak. “Kita harus segera mengeluarkannya, Kak. Kalau enggak Kak Devan bisa kehabisan oksigen.”


“Aku sudah mencobanya, Rhe. Tapi aku sama sekali enggak bisa menarik Devan keluar. Sepertinya suasana hatinya yang buruk yang mempengaruhinya.”


“Apa maksud, Kak Arya?” bingung Rhea.


“Aku pikir air adalah kekuatan Devan. Karena itu dalam kondisi emosi yang buruk, dia justru menenggelamkan dirinya dalam bola air ini. Mungkin kamu harus mencobanya, Rhe. Sepertinya cuma kamu yang bisa menenangkannya.”


“Aku?” kaget Rhea.


Arya menganggukan kepalanya. “Devan menyukaimu. Karena itu kalau kamu yang menariknya keluar, aku yakin suasana hatinya akan kembali pulih.”


Seketika kebahagiaan membanjiri hati Rhea. Devan juga menyukainya. Artinya perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi Rhea menyingkirkan pikiran itu lebih dahulu. Sekarang yang paling penting adalah menyelamatkan Devan.


“Baiklah. Aku akan melakukannya.” Rhea menganggukkan kepalanya.


“Jangan, Rhe. Mungkin saja ini sangat berbahaya.” Ucap Dirga yang baru saja kembali bersama dengan Zura.


Rhea menyunggingkan senyuman lalu menggelengkan kepalanya. “Enggak apa-apa, Kak Dirga. Aku yakin Kak Devan enggak akan menyakitiku. Percayalah padaku.”


Dirga ragu mendengar ucapan Rhea. Karena melihat kondisi Devan saat ini, Dirga yakin laki-laki itu berada dalam alam bawah sadar. Dia tidak akan sadar jika dia akan menyakiti Rhea. Tapi keyakinan Rhea membuat Dirga luluh.


“Baiklah. Tapi kalau aku melihat cara ini berbahaya, aku terpaksa harus menarikmu keluar.” Ucap Dirga.


Rhea menganggukkan kepalanya. “Baik, Kak.”


Gadis itu mendekati bola air yang menenggelamkan Devan. Dia mengulurkan tangannya. Rhea bisa merasakan air dengan aliran deras menabrak tangannya. Rhea meyakinkan dirinya jika dia harus menyelamatkan Devan. Akhirnya gadis itu menarik nafas panjang sebelum akhirnya memasukkan kepalanya ke dalam bola air itu. 

Lihat selengkapnya