Neophyte : The Destroyer Weapon

Quinceline
Chapter #26

25.Yakin Kamu Bisa

Manusia memiliki keraguan yang mampu menghambat kemampuan seseorang. Jadilah berani dan maju melangkah dengan percaya diri.


* * * * *


“Lega.” Ucap Arya setelah meminum air sungai yang jernih.


“Kak Arya.” Panggil Isha.


“Hmm…” Arya hanya berdehem sembari menikmati air sungai untuk meledakan dahaga mereka.


“Hati-hati, Kak. Buaya lagi mengawasimu.”


Tangan Arya yang hendak mengambil air pun terhenti. Tatapannya beralih pada sepasang mata yang menyembul dari sungai tak jauh dari Arya berjongkok. Seketika Arya berteriak sembari merangkak mundur. Isha yang melihat Arya ketakutan tak mampu menahan tawanya. Bahkan gadis itu memegang perutnya karena terlalu geli.


“Isha, bilang pada buaya itu kulitku lembek enggak enak dimakan.” Panik Arya.


“Isha, hentikan. Jangan bercanda. Kamu bisa membuat para tahu keberadaan kita.” Devan memperingatkan sang adik.


Isha berhenti tertawa dan mendengus kesal karena sang kakak mengganggu kesenangannya. “Iya, Kak.”


Tatapan Isha beralih pada Arya yang masih ketakutan. “Tenang saja, Kak. Aku sudah bilang sama buaya itu jangan makan Kakak. Karena nanti buaya itu bisa sakit perut.”


“Sialan! Kamu pikir aku makanan beracun?” Arya mendengus kesal.


“Jadi kakak lebih suka dimakan buaya?”


Segera Arya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Tentu saja enggak mau. Bilangin buaya itu agar jadi anak yang baik.”


“Aku bisa bilang begitu. Tapi aku enggak bisa larang buaya itu berhenti mengawasi Kakak. Karena bagi buaya itu Kakak adalah makanan yang lezat.” Isha terkekeh geli.


“Devan, Adikmu ini!” rengek Arya.


“Isha, hentikan!” Devan melotot tajam ke arah sang adik. 


Isha mendengus kesal. “Iya. Iya.”


Gadis itu menghampiri sang kakak yang berdiri di bawah tanaman buah murbei untuk mengambil buah berwarna merah dan hitam itu. Isha membantu Devan mengumpulkan buah-buah kecil yang mirip dengan raspberry.


“Apa buah ini bisa dimakan, Kak? Apa enggak beracun?” tanya Isha memandangi bentuk buah panjang dengan kulit seperti gerombolan anggur yang menjadi satu.


Lihat selengkapnya