NESTAPA DI PUBER KEDUA

Rindiyati mei cayo
Chapter #8

Di bawah langit yang sama tapi tak lagi di pandang

Hidup Andra kini seperti lembaran lusuh yang terabaikan di pojok ruang. Sudah dua bulan sejak ia meninggalkan rumah. Sejak Dira memintanya mencari jawab atas semua luka yang pernah ia tinggalkan, Andra tak lagi punya pijakan yang tetap.

Awalnya, ia masih menyewa kamar kos kecil di pinggir Jakarta. Tapi sisa uang tabungan habis lebih cepat dari dugaannya. Surat PHK dari kantornya pun datang secepat kecewa. Andra mencoba mengajukan lamaran ke beberapa tempat, tapi usianya yang hampir empat puluh dianggap tak lagi segar untuk dunia kerja yang menuntut kecepatan.

Ia membawa sisa barangnya dalam ransel tua—beberapa baju, berkas-berkas lamaran, dan sepotong foto keluarganya yang mulai lecek. Kini, setiap malam Andra berpindah tempat tidur dari masjid ke warung tutup, dari teras minimarket ke halte kosong.

Banyak orang di jalanan seperti dirinya. Tapi Andra belum terbiasa dengan cara hidup ini. Ia masih merasa malu. Ia masih menutupi wajahnya saat meminta air di warung. Ia masih berusaha terlihat seperti orang yang hanya “tersesat sebentar,” bukan orang yang jatuh permanen.

Namun lambat laun, dunia tidak peduli. Tak ada lagi yang mengenal Andra sebagai manajer pemasaran. Tak ada yang tahu ia pernah punya dua anak yang memanggilnya ayah. Dan tak ada pula yang peduli bahwa hatinya hancur oleh pilihan yang ia buat sendiri.

Sementara itu, Dira sudah mulai kembali bekerja paruh waktu di toko buku milik kakaknya. Hidupnya lebih teratur. Ia terlihat lebih tenang, meski matanya masih menyimpan sisa kelelahan emosional.

Aira dan Arvan kadang bertanya tentang ayah mereka. Tapi Dira selalu menjawab dengan kalimat yang sama, “Ayah sedang kerja jauh. Nanti kalau sudah bisa pulang, dia pasti kembali.”

Bukan karena ia ingin berbohong. Tapi karena belum tahu harus berkata jujur dari sisi mana.

Andra mencoba menghubungi Dira sekali waktu, hanya lewat pesan. Ia tak berharap banyak. Tapi hanya ingin tahu kabar anak-anak.

Namun pesannya hanya centang satu.

Lihat selengkapnya