NESTAPA DI PUBER KEDUA

Rindiyati mei cayo
Chapter #26

Antara Kesempatan dan Kejatuhan Kedua

Dira duduk di meja makan dengan wajah lelah. Di hadapannya, Aira menggambar sambil sesekali mencuri pandang ke layar ponselnya.


“Aira…” panggil Dira.


Putrinya mengangkat kepala.


“Kalau Ibu izinkan kamu ketemu Ayah, apa kamu siap?”


Aira terdiam. Matanya mengerjap pelan.


“Aku… belum tahu, Bu. Tapi kalau cuma lihat dari dekat, aku mau.”


Arvan yang duduk di sudut ruang menyahut cepat, “Aku gak mau.”


Dira menoleh padanya. “Gak apa-apa. Gak harus bareng-bareng. Ibu cuma mau tahu kalian gak trauma lagi.”


Aira menggenggam jemarinya sendiri. “Aku cuma pengen dengar suaranya langsung. Kayak dulu.”


Dira mengangguk. Hatinya getir. Tak mudah menjadi jembatan antara luka dan pengampunan.



---


Sementara itu, di kamar kos yang pengap tapi hangat, Rani duduk bersila sambil membuka dompet. Ia memperlihatkan lembaran uang kecil-kecilan.


Lihat selengkapnya