Mila membelalak menatap Reza. Tatapannya menyiratkan bahwa ia tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Melihat reaksi Mila, Reza segera mengangguk dengan semangat dan menekankan bahwa apa yang baru saja ia dengar memang benar. Mereka berdua memang sempat membicarakan hal ini di pertemuan terakhir, setelah sidang agenda mediasi beberapa minggu lalu. Namun sepertinya pada saat itu, pembahasan tentang hal ini tampak terlalu sulit direalisasi. Ternyata di sidang kali ini, Reza benar-benar mewujudkan hal itu.
“Bagaimana cara Bapak meyakinkan teman-temannya?” tanya Mila takjub. Ia sengaja tak menyebut nama Agus supaya tak menarik perhatian orang lain. Ia juga berusaha memelankan suaranya, dan hampir berulang kali menoleh ke kanan dan kiri, memastikan pihak lawan tak mendengar pembahasan mereka.
Namun belum sempat Reza menjawab pertanyaan Mila, Majelis Hakim memulai persidangan ketiga, dengan agenda pembacaan gugatan oleh pihak Agus.
“Nanti saya ceritakan, ya, Bu Mila. Sekarang kita fokus di persidangan yang nanti pasti akan kita menangkan,” ucapnya yakin.
Sebelum mempersilakan pihak Agus untuk membacakan isi surat gugatannya, Hakim terlebih dahulu menanyakan kondisi kesehatan Mila. “Bagaimana dengan kondisi kesehatan Bu Mila saat ini? apakah benar-benar tidak apa-apa Bu Mila menghadiri sidang setelah seminggu yang lalu baru saja menjalani operasi besar?”
Agus seketika menoleh mendengar pertanyaan itu. Sejak ia jarang pulang ke rumah, Agus memang tak pernah mengetahui dan memang sengaja tak ingin tahu tentang keadaan wanita yang masih resmi menjadi istrinya itu. Karenanya, ia refleks bertanya pada Mila tentang operasi apa yang baru saja ia jalani.
Mila pun menjawab pertanyaan Hakim. “Saat ini, seperti yang tampak dari luar, kondisi saya seratus persen baik, Yang Mulia. Sebelum menghadiri sidang, saya juga telah berkonsultasi dengan Dokter yang merawat saya. Sekarang saya benar-benar telah siap untuk mengikuti persidangan kembali.”
Untuk pertanyaan Agus, Mila sengaja tak menjawabnya. Ia hanya sekilas melirik ke arahnya, kemudian kembali menatap lurus ke depan.
Karena pembacaan gugatan ini bersifat rahasia, maka Hakim mempersilakan pihak yang tak berkepentingan, yaitu selain pihak penggugat, tergugat, serta kuasa hukum masing-masing, supaya meninggalkan ruang sidang.
Mendengar hal itu, Mila segera menoleh ke arah kedua temannya dengan tatapan sedih. Vina dan Lita kemudian memberi semangat dengan mengangkat satu tangan dan menunjukkannya pada Mila. Setelah melihat Mila tertawa, Mereka lalu menunjuk ke arah luar dan melambaikan tangan pada Mila. Mila mengangguk dan membalas lambaian tangan teman-temannya.
“Beruntung sekali Bu Mila punya teman-teman seperti mereka, ya, Bu,” bisik Reza yang segera membuat Mila menoleh ke arahnya.
“Begitulah, Pak. Itu adalah salah satu contoh dari suport sistem bukan hanya dari keluarga,” jawab Mila santai.
“Kalau begitu saya juga termasuk, ya?”
Mila refleks membuang tatapannya ke arah lain. “Ya, bisa dibilang seperti itu,” jawab Mila sembari duduk kembali ke kursinya.
Setelah semua pihak yang tak berkepentingan telah meninggalkan ruang sidang, pihak kuasa hukum Agus segera berdiri untuk membacakan daftar gugatan yang secara garis besar telah diketahui oleh Mila dari surat panggilan yang ia terima.
Inti dari daftar gugatan yang dibacakan itu adalah Agus adalah karena Mila tidak lagi membuatnya percaya sejak ia berani mengambil uang tabungan yang dikumpulkannya sejak lama untuk tabungan pensiun, secara diam-diam. Selain itu, Mila juga tak pernah lagi mengindahkan perintah Agus. Dalam hal ini pihak Agus merujuk pada contoh kasus tentang Mila yang mengabaikan surat peringatan yang untuk meninggalkan rumah tempat mereka tinggal selama ini, dengan alasan putri mereka sedang sakit.
“Tindakan tergugat ini sangat merugikan penggugat, karena posisi rumah itu telah terjual pada pihak ketiga. Atas tindakan tergugat itu, pihak penggugat harus membereskan masalah ini dengan pihak ketiga itu seorang diri.” Kuasa hukum Agus terus membacakan daftar gugatan yang ditujukan pada Mila.
“Penggugat telah memberikan opsi untuk menyerahkan pengawasan pengobatan putri mereka pada penggugat, supaya pihak tergugat bisa fokus untuk mencari tempat tinggal baru. Namun lagi-lagi tawaran itu tak diindahkan oleh pihak tergugat,” terang kuasa hukum itu sembari menatap tajam ke arah Mila. “Kemudian puncaknya, pada saat penggugat berniat baik untuk menjenguk putri mereka sembari menawarkan opsi tersebut, pihak tergugat justru melakukan tindak penganiayaan pada penggugat.”
Kuasa hukum Agus kemudian menjelaskan tentang kejadian saat Agus dan istri sirinya datang mengunjungi Kania yang masih belum sadar. Pada saat itu Mila memang tak bisa lagi menahan amarahnya hingga menampar Agus. Pihak Agus menyebutkan bahwa tamparan keras itu mengakibatkan Agus tak bisa beraktivitas selama tiga hari karena sakit.
“Itu terlalu mengada-ada!” seru Mila. Mila tampak sangat geram mendengar penjelasan yang terlalu dibuat-buat itu. “Mana ada pria yang langsung sakit selama tiga hari setelah ditampar wanita.” Mila tertawa sumbang.
Namun Reza segera menenangkan Mila dan mengingatkannya supaya tak terbawa emosi. Mila mengangguk, lalu menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan beberapa kali untuk menenangkan diri.