Never be Us

Bentang Pustaka
Chapter #1

Prolog

“Bego banget, sih! Terus aja gue nggak bisa move on dari cowok itu! Dia udah nembak cewek lain Nay!” ucap Naya kepada dirinya sendiri dengan nada kesal. “Memangnya dia siapa? Berani bikin gue nggak bisa move on gini!” tambahnya menguatkan diri.

Cewek itu menatap langit dari jendela dan merasakan desiran angin malam yang terasa semakin dingin menembus pori-pori kulitnya. Naya menghela napas berat, sesaat setelah menguburkan harapannya. Ia kemudian melihat jam dinding di kamar berwarna krem pastel miliknya yang kini menunjukkan pukul 23.17. Lantas, cewek itu melirik layar ponsel, memasang alarm secara berkala dengan rentang waktu lima menit.

“Selamat tidur, Annaya Revandini. Cepet move on, ya!” Naya tersenyum di akhir kalimat yang ia ucapkan.

Lihat selengkapnya