Never Come Back

Via S Kim
Chapter #2

KAU PERCAYA ‘TIME TRAVELER" ITU ADA? (2)

Angkutan biru itu mulai memasuki kawasan hutan gelap mirip hutan yang mereka lewati sebelumnya. Saat itulah Keyra dan Ran tersadar mereka bahkan sama sekali tak sempat melihat warna-warni kota yang telah mereka lewati.

“Apa rumah yang akan kita tinggali ada di balik hutan ini?” Ran tiba-tiba bertanya, entah pada siapa.

“Iya. Kawasan perumahan paling bersih di kota ini.” Jawab remaja pria dengan mantap.

“Kau pernah tinggal di kota ini? Sepertinya kau tahu banyak.” Tanya Keyra dengan suaranya yang sedikit berat dan nadanya yang sedikit sinis. Memang itulah pembawaan asli Keyra.

Orang yang kurang mengenalnya selalu menganggapnya sombong dan judes, padahal ia bukan gadis yang seperti itu.

“Ayah dan ibuku suka mengajakku pergi berlibur ke kota ini jika ada waktu, sebelum terjadi perang.” Jawab remaja pria itu santai, seolah tidak mendengar atau mungkin mengabaikan sedikit nada sinis dalam pertanyaan yang Keyra ajukan.

“Orang tuamu pasti sangat kaya.” Kali ini benar-benar ada nada sinis yang terdengar jelas. Namun bukan Keyra yang bicara, melainkan gadis di samping kiri Keyra.

Angkutan biru telah melewati hutan gelap dan memasuki kawasan perumahan yang lebih mirip pedesaan. Mata para remaja dalam angkutan biru tersebut menyipit bersamaan karena tiba-tiba mendapat rangsangan cahaya. Keyra menyadari hutan gelap yang barusan mereka lewati tidaklah terlalu panjang seperti hutan sebelumnya. Satu detik setelah itu Keyra melihat sesuatu yang menakjubkan di depan matanya. Angkutan yang ia tumpangi seperti menembus lapisan yang sekilas terlihat seperti permukaan gelembung sabun. Dan anehnya semua orang dalam angkutan itu seperti tidak menyadarinya, kecuali Ran. Ran hanya mengedikkan bahunya memberi isyarat bahwa ia tak tahu apa-apa.

Lapisan seperti gelembung sabun itu hanya berjarak 3 sampai 4 meter dari pinggiran hutan. Dan jika difikirkan seperti sebuah lapisan yang melindungi kawasan perumahan di sana.

“Padinya sudah menguning.” Celetuk gadis di samping kiri Keyra. Matanya terlihat takjub menyaksikan hamparan sawah yang dipenuhi padi yang telah menguning.

“Oh ya, kita belum saling mengenal. Namaku Risa.” Kata gadis itu lagi, memperkenalkan diri.

“Aku Keyra.”

“Ran.”

Keyra dan Ran dengan cepat ikut memperkenalkan diri.

“Aris.” Kata remaja pria.

“Silvi.” Kata gadis yang duduk di pojok.

“Elma.” Kata gadis dengan rambut sebahu.

“Okey, aku harap kita saling menyapa jika bertemu lagi.” Kata Risa.

Yang lain hanya mengangguk-angguk setuju. Keyra sedikit lega karena setidaknya ada orang-orang yang ia kenal di sana selain Ran.

Sebentar kemudian angkutan biru tersebut berhenti di depan rumah berpagar putih tidak terlalu tinggi.

“Nona Keyra, ini rumahmu. Sementara rumah di sampingnya yang bercat hijau rumah nona Ran. Jadi kalian berdua turun di sini.” Kata sang supir angkutan.

“Kalian beruntung rumah kalian paling dekat. Sampai jumpa lagi.” Kata Risa melambai pada Keyra dan Ran yang kesulitan menyeret koper masing-masing.

Keyra membalas lambaian Risa sesaat sebelum angkutan kembali berjalan.

“Kau lihat? Bahkan senyuman Risa tak sampai kematanya tadi. Seperti tidak tulus.” Ucap Ran jengkel.

“Setidaknya ia berbasa-basi. Siapa tahu orang sepertinya justru calon teman yang baik.” kata Keyra asal menyimpulkan.

“Kita boleh langsung masuk ke rumah?” tanya Ran mengamati bangunan yang disebutkan sebagai rumahnya.

Rumah itu berlantai dua dan tampak asri. Bangunan bergaya minimalis itu tampak mirip dengan rumah Keyra, hanya cat dindingnya saja yang berbeda. Rumah Keyra bercat coklat pastel dan terkesan lebih elegan.

“Aku akan masuk. Nanti aku akan ke rumahmu setelah selesai beres-beres.” Kata Ran dan berjalan meninggalkan Keyra.

Lihat selengkapnya